Kilau Emas Memudar di Tengah Potensi Kenaikan Suku Bunga The Fed
Thursday, December 06, 2018       07:20 WIB

Ipotnews - Emas melemah, Rabu, di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga menyusul komentar pejabat Federal Reserve, dan karena investor melakukan  profit taking  setelah harga melesat ke level tertinggi dalam lebih dari lima pekan.
Palladium, di sisi lain, melampaui  bullion  untuk pertama kalinya dalam 16 tahun, untuk menembus rekor tertinggi baru USD1.263,56 per ounce karena minat spekulatif yang lebih tinggi dan defisit pasokan yang lebih besar mendorong logam  auto-catalyst  tersebut.
Harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi USD1.237,29 per ounce pada pukul 17.10 GMT, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Rabu (5/12) atau Kamis (6/12) dini hari WIB. Emas berjangka AS turun 0,3 persen menjadi USD1.242,6 per ounce.
"Ini hanya karena kurangnya minat pada emas. Sebagian besar minat ada pada pasar obligasi," kata Walter Pehowich, analis Dillon Gage Metals, menambahkan bahwa investor juga mengunci keuntungan setelah kenaikan Selasa.
Emas melesat ke level tertinggi sejak 26 Oktober, yakni USD1.241,86, pada sesi Selasa, dibantu depresiasi dolar yang tertekan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan dan prediksi Federal Reserve akan mengakhiri kebijakan pengetatannya lebih cepat dari perkiraan.
Kepala The Fed, Jerome Powell, Rabu lalu, mengatakan suku bunga AS mendekati level netral, yang ditafsirkan pasar bank sentral akan memperlambat laju kenaikan suku bunga.
Namun, Presiden The Fed New York, John Williams, Selasa, mengatakan bank sentral harus terus menaikkan suku bunga "pada tahun depan atau lebih" bahkan ketika memperhatikan risiko yang mungkin disorot oleh pasar keuangan.
"Dia bertentangan dengan Powell. Itu menyebabkan tekanan terhadap logam," kata Pehowich.
Bank sentral secara luas diperkirakan menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan 18-19 Desember, dan investor akan mencermati sinyal untuk jalur suku bunga tahun depan.
Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan  opportunity cost  memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Harga emas jatuh sekitar 9 persen dari puncaknya, April lalu, ketika diperdagangkan pada kisaran USD1.365 per ounce.
"Data  positioning  terbaru dari pasar berjangka menunjukkan ada  short position  spekulatif yang sangat besar dalam emas...Ini menunjukkan spekulan memiliki sedikit keyakinan atas potensi kenaikan harga emas," kata analis ABN AMRO Georgette Boele.
Sementara itu, platinum anjlok 1,2 persen menjadi USD793,60 per ounce setelah mencapai titik terendah sejak 12 September di posisi USD785 pada awal sesi.
"Investor membeli palladium dan menjual platinum sebagai lindung nilai. Mereka berpikir  spread  palladium dan platinum akan terus melebar dan itu menjadikan palladium sebagai investasi yang menarik," kata Pehowich.
Spot perak turun 0,1 persen menjadi USD14,49 per ounce. (ef)

Sumber : Admin