Kinerja BDMN Masih Stagnan, Rekomendasi Hold Bertahan
Thursday, October 25, 2018       17:07 WIB

Ipotnews - Tim Analis PT Indo Premier Sekuritas mempertahankan proyeksi laba PT Bank Danamon Tbk () dengan target price Rp6.000 per saham. Sementara rekomendasi terhadap saham juga dipertahankan Hold.
Rekomendasi tersebut tetap Hold walaupun pelemahan fundamental berpotensi menguat seiring proses merger dan akuisisi yang sedang berlangsung. "Walaupun valuasi tidak menarik mengingat prospek pertumbuhan laba yang melambat seiring tekanan dari kenaikan suku bunga, diyakini harga sahamnya akan terus positif ditopang oleh rencana akuisisi dan merger oleh MUFG (pada harga premium," demikian kata Analis Indo Premier, Stephan Hasjim.
Kinerja
Laba bersih pada 9 bulan tahun ini (9M18) tercatat Rp3,0 triliun. Dengan demikian, laba terus tanpa pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir.
Tetapi tekanan yang terjadi pada unit bisnis kredit mikro tampaknya segera berlalu sebagaimana pada kredit mikronya yang turun 58 persen (YoY) telah turun menjadi hanya Rp3,2 triliun atau hanya berkontribusi 2,4 persen terhadap total kredit dari sebelumnya 6,1 persen pada setahun lalu dan kontribusi puncaknya sebesar 16 persen pada tahun 2013.
Marjin Bunga Stabil
Portfolio kredit tumbuh 6 persen pada 9M18 atau 10 persen jika tidak termasuk penurunan kredit mikronya. Kunci penting pertumbuhan kredit ditentukan oleh kredit otomotif Adira Finance yang tumbuh 12 persen (YoY).
Berikutnya adalah kredit korporat kecil dan menengah yang tumbuh 11 persen dan konsumer tumbuh 16 persen, terutama didorong oleh kredit propertinya yang kuat mencapai 35 persen. Sementara kredit korporat tumbuh 7 persen.
Meskipun marjin bunga bersih (NIM) menyempit menjadi 30 bps (YoY) menjadi 9,0 persen pada 9M18, pencapaian NIM perseroan dipertahankan stabil di level tersebut dalam 3 kuartal terakhir walaupun suku bunga acuan BI sudah naik 1205 bps serta bauran kredit bergeser dari kredit dengan marjin tinggi akibat kekurangan pertumbuhan funding serta strategi perbaikan -nya.
"Tetapi kita perkirakan marjin akan lebih rendah dalam tahun-tahun mendatang karena perseroan mulai menggenjot kredit lebih cepat," kata Stephan.
Kualitas Aset
Menurut Indo Premier, kualitas aset stabil dengan biaya kredit membaik tipis sebesar 2,6 persen pada 9M18 dibandingkan dengan periode 9M17 sebesar 2,7 persen dibarengi biaya kredit yang turun menjadi 2,5 persen pada 3Q dibandiingkan dengan periode 2Q sebesar 2,8 persen.
Rasio NPL telah turun menjadi 3,0 persen pada periode 3Q18 dari sebelunya 3,3 persen di 2Q dan di awal tahun. Tetapi diperkirakan ruang untuk perbaikan biaya kredit lebih lanjut menjadi lebih terbatas dalam tahun-tahun mendatang dan dengan demikian pertumbuhan laba harus dari pertumbuhan top line.
(Riset Indo Premier Sekuritas)

Year To 31 Dec

2016A

2017A

2018F

2019F

2020F

Operating income (RpBn)

18,472

18,519

19,017

20,539

22,503

PPOP (RpBn)

9,375

9,098

9,314

10,247

11,491

Net profit (RpBn)

2,669

3,682

4,116

4,677

5,400

Net profit growth (%)

11.5

37.9

11.8

13.6

15.5

FD EPS (Rp)

279

384

429

488

563

P/E (x)

25.3

18.4

16.4

14.4

12.5

P/B (x)

1.7

1.6

1.5

1.4

1.3

Dividend yield (%)

1.5

2.1

2.3

2.6

3.0

ROAA (%)

1.5

2.1

2.2

2.2

2.3

ROAE (%)

7.6

9.9

10.3

10.9

11.6

 source: , Indo Premier ; Share Price Closing as of 24 October 2018 


Sumber : admin