Ipotnews - Pencapaian Ebitda PT Tower Bersama Infrastructure Tbk () sesuai dengan ekspektasi, hingga 72 persen dari proyeksi 2019.
Ebitda yang berhasil diraih Rp3 triliun atau terjadi kenaikan +8,2 persen (YoY). Ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang mencapai 9,5 persen (YoY) karena penyewa naik +11,7 persen (YoY), menjadi sebanyak 27.789 tenant.
Biaya masih terkelola dan secara umum marjin Ebitda stabil. Sedangkan secara kuartalan (QoQ), Ebitda pada 3Q19 mencapai Rp1 triliun atau naik 4,1 persen
Beban Pajak
Laba bersih setelah pajak ( NPAT ) di 3Q19 tumbuh 40 persen (QoQ) menjadi Rp230 miliar karena beban bunga yang lebih rendah. "Tetapi hal ini di bawah ekspektasi Kami," kata analis PT Indo Premier Sekuritas Hans Tantio, dikutip dari risetnya,
Pencapaian NPAT yang di bawah ekspektasi ini karena pajak yang lebih tinggi dari perkiraan seiring mulai membukukan beban pajak final mulai 3Q19 yang besarannya mencapai Rp61 miliar. Regulasi pajak final tersebut efektif mulai 2018.
Kenaikan Tenant
Jumlah tenant naik 4 persen (QoQ) dengan rasio 1,8 kali dibanding pada 2018 sebesar 1,69 kali.
Hasil ini mempertahankan posisinya sebagai pelaku industri menara dengan jumlah co-location (penyewaaan bersama) tertinggi. Order sewa baru datang dari Hutch. Hingga 3Q19, Kontribusi Hutch terhadap pendapatan naik menjadi 13 persen dari sebelumnya 9 persen di 2Q19.
mengalami pertumbuhan tenant tertinggi secara organik yang mana dia menambah 1342 gross tenant (196 sites dan 1.146 co-location) dalam 1 kuartal.
Tingkat Utang
Utang bersih dengan kurs lindung nilai mencapai Rp20,8 triliun. Posisi rasio utang bersih terhadap Ebitda sebesar 5,1 kali yang berarti flat (QoQ).
Pada Juli 2019, TBK membayar utang jatuh tempo dan menggantinya dengan fasilitas kredit revolving baru sebesar USD375 miliar disertai pemangkasan biaya bunga 25bps. Net gearing 5,6 kali pada 3Q19 dari posisi sebelumnya 6,7 kali (2Q19).
Kinerja Lampaui Target
Kinerja terkini menunjukkan pencapaian rasio tertinggi tenant dalam 5 tahun terakhir.
Manajemen memperkirakan target co-location terlampaui tahun ini. Memakai penambahan tenant belakangan ini, perseroan pada jalur menambah hampir 3.500 gross tenant pada proyeksi FY19.
Indo Premier merekomendasikan Buy saham mengingat kinerja operasionalnya yang kuat . Target price ditetapkan Rp8.300 per saham.
(Riset Indo Premier Sekuritas)
Financial Summary | 2017A | 2018A | 2019F | 2020F | 2021F |
Revenue (Rp bn) | 4,023 | 4,318 | 4,775 | 5,220 | 5,672 |
EBITDA (Rp bn) | 3,485 | 3,704 | 4,096 | 4,478 | 4,865 |
EBITDA growth | 8.3% | 6.3% | 10.6% | 9.3% | 8.6% |
Net profit (Rp bn) | 2,316 | 681 | 913 | 1,162 | 1,349 |
EPS (Rp) | 511 | 150 | 201 | 256 | 298 |
EPS growth | 138.4% | -70.6% | 34.1% | 27.3% | 16.1% |
ROE | 96.3% | 19.8% | 23.7% | 26.9% | 27.3% |
PER (x) | 10.7 | 36.5 | 27.2 | 21.4 | 18.4 |
EV/EBITDA (x) | 12.9 | 12.6 | 11.6 | 10.8 | 10.0 |
Dividend yield | 2.7% | 3.0% | 2.5% | 2.4% | 3.0% |
IPS vs Consensus | 97% | 107% | 104% | ||
Source: Compay () IndoPremier, Share Price Closing as of 13 November 2019 |
Sumber : admin