Klaim Pengangguran Amerika Terus Meningkat, Reli Wall Street Terhenti
Friday, May 22, 2020       04:36 WIB

Ipotnews - Bursa saham Wall Street melemah, Kamis, setelah pelaku pasar mencerna reli yang kuat pekan ini bersama dengan data klaim pengangguran mingguan terbaru dan meningkatnya ketegangan antara China dan Amerika.
Dow Jones Industrial Average ditutup 101,78 poin lebih rendah, atau 0,41%, menjadi 24.474,12, demikian laporan   CNBC   dan  AFP,  di New York, Kamis (21/5) atau Jumat (22/5) pagi WIB.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 turun 0,78% atau 23,10 poin menjadi 2.948,51 sedangkan Nasdaq Composite Index menyusut 0,97% atau 90,89 poin menjadi 9.284,88.
Saham Amazon anjlok 2,1% setelah menyentuh rekor tertinggi di awal sesi. Netflix ditutup merosot 2,6%, sementara Alphabet dan Apple masing-masing turun 0,2% dan 0,8%.
"Data ekonomi hari ini...masih menunjukkan pasar tenaga kerja terus mengalami tekanan dalam waktu dekat," kata Michael Arone, Kepala Strategi Investasi State Street Global Advisors. "Kita kombinasikan dengan meningkatnya ketegangan AS-China dan apa yang merupakan pekan yang cukup baik, dan itulah resep kita untuk pasar yang merana hari ini."
Klaim Pengangguran
Departemen Tenaga Kerja melaporkan 2,4 juta warga Amerika mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu. Laporan Kamis itu membuat jumlah pengajuan total selama pandemi menjadi lebih dari 38 juta. Jumlah klaim berkelanjutan berada di 25,07 juta, level tertinggi dalam catatan.
Yang pasti, angka-angka terbaru itu menunjukkan laju pengajuan baru menurun dari minggu-minggu sebelumnya.
"Meskipun jumlah klaim pengangguran baru terus menyusut...kenaikan tajam dalam klaim yang berlanjut minggu sebelumnya menggambarkan bahwa pelonggaran penguncian di banyak negara bagian belum menghasilkan penarikan skala besar untuk bekerja lagi bagi mereka yang saat ini terkena PHK sementara," kata Paul Ashworth, Kepala Ekonom Capital Economics.
Meningkatnya ketegangan antara China dan Amerika mengurangi sentimen pasar pada sesi Kamis. Rabu, Senat mengeluarkan RUU yang dapat melarang perusahaan China seperti Alibaba dan Baidu agar tidak terdaftar di bursa Amerika.
Langkah itu disahkan setelah Presiden Donald Trump mengatakan dalam sebuah cuitan bahwa "ketidakmampuan China" menyebabkan "pembunuhan massal di seluruh dunia," mengacu pada virus korona. Saham Alibaba menukik 2,1%. JD.com merosot 3,2%.
Meski mencatatkan pelemahan pada sesi Kamis, indeks utama Wall Street semua menguat setidaknya 2,96% untuk pekan ini, sebagian besar berkat upaya pelonggaran pembatasan terhadap bisnis. Connecticut, misalnya, mulai Rabu memungkinkan warganya makan di restoran dengan tempat duduk terbuka.
Sentimen juga terangkat oleh meningkatnya optimisme seputar vaksin virus korona potensial. Senin, Moderna mengatakan uji coba vaksin tahap awal menunjukkan hasil positif, dengan semua 45 peserta mengembangkan antibodi Covid-19.
Pasar juga mencermati sejumlah emiten ritel yang melaporkan kinerja keuangannya, Kamis. Best Buy melorot 4,4 persen, TJX melambung 6,8 persen dan Macy's melesat 5,9 persen. (ef)

Sumber : Admin