Kobexindo Tractors (KOBX) Raup Pendapatan Rp 531,9 Miliar Berkat Strategi Ini
Monday, May 06, 2024       09:19 WIB

JAKARTA, investor.id - PT Kobexindo Tractors Tbk (), penyedia alat berat terintegrasi, membukukan pendapatan Rp 531,94 miliar pada kuartal I-2024, naik 1,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 525,11 miliar. Strategi perseroan yang terus memperkuat lini produk unggulan non tambang membuahkan hasil.
Direktur Utama Kobexindo Tractors, Andry B Limawan mengatakan bahwa sejak 2023, perseroan telah menambah lini produk baru dari Develon berupa excavator kelas 5-20 ton yang biasa digunakan untuk segmen infrastruktur atau konstruksi. "Kami berharap penjualan alat berat non tambang/batu bara secara bertahap dapat terus bertumbuh dan mampu mengimbangi penjualan unit alat berat pertambangan batu bara," kata dia dalam keterangannya, yang dikutip pada Minggu (5/5/2024).
Saat ini, Kobexindo Tractors memiliki empat segmen usaha utama, yakni penjualan unit alat berat, penjualan suku cadang, jasa perbaikan dan kontraktor pertambangan, serta sewa (alat berat dan bangunan).
Penjualan unit alat berat tambang dan non tambang merupakan kontributor terbesar pendapatan emiten berkode saham tersebut secara konsolidasi. Segmen tersebut menyumbang 64,91% terhadap total penjualan pada kuartal I-2024. Angka tersebut lebih rendah ketimbang kontribusi tahun lalu yang sebesar 69,93%.
Andry menegaskan, pencapaian itu menandakan adanya pertumbuhan kontribusi dari segmen-segmen di luar penjualan unit. Pada kuartal I-2024, membukukan penjualan unit alat berat sebesar Rp 345,29 miliar, turun 5,97% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 367,19 miliar.
Adapun kontributor terbesar kedua terhadap pendapatan berasal dari segmen penjualan suku cadang dengan porsi 19,15%. Hingga akhir Maret 2024, segmen ini membukukan pendapatan Rp 101,85 miliar, melonjak 47,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 69,14 miliar. Dengan begitu, segmen penjualan suku cadang menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi.
Sedangkan segmen sewa tercatat tumbuh dua digit, yakni 19% menjadi Rp 32,49 miliar dari sebelumnya Rp 27,3 miliar. Kemudian, segmen jasa perbaikan dan kontraktor pertambangan membukukan pendapatan Rp 52,31 miliar, turun 14,9% dari Rp 61,47 miliar. Segmen ini berkontribusi 9,83% terhadap pendapatan .
Selain mampu meningkatkan penjualan, juga berhasil meningkatkan efisiensi yang terlihat dari penurunan beban pokok pendapatan sebesar 2,2% menjadi Rp 430,82 miliar dari Rp 440,51 miliar. Hal tersebut berdampak pada peningkatan laba bruto sebesar 19,51% menjadi Rp 101,11 miliar dari Rp 84,61 miliar.
juga berhasil mengendalikan pertumbuhan beban usaha dari Rp 83,26 miliar menjadi Rp 67,28 miliar atau setara efisiensi 19,19%. Namun, penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah membuat beban operasi lainnya tercatat minus Rp 37,46 miliar (yoy). Padahal, tahun lalu tercatat positif Rp 69,68 miliar.
Alhasil, laba usaha terkoreksi menjadi minus Rp 3,63 miliar dibandingkan tahun lalu Rp 71,02 miliar dan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat minus Rp 41,91 miliar dibandingkan tahun lalu Rp 63,46 miliar.
Meskipun demikian, masih membukukan pertumbuhan dari sisi aset. Aset lancar tumbuh 1,21% menjadi Rp 2,42 triliun pada kuartal I-2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 2,39 triliun. Aset tidak lancar tumbuh 1,64% menjadi Rp 1,13 triliun dibandingkan per akhir Desember 2023 yang senilai Rp 1,11 triliun. Dengan demikian, total aset tumbuh 1,35% menjadi Rp 3,55 triliun pada akhir Maret 2024 ketimbang posisi akhir Desember 2023 sebesar Rp 3,5 triliun.
"Perseroan terus mencermati fluktuasi nilai tukar dalam beberapa waktu mendatang, namun kami optimis dapat meraih pertumbuhan pendapatan sebesar 10% dibandingkan pencapaian tahun 2023. Secara operasional, perseroan terus berupaya untuk memberikan kinerja terbaik dalam peningkatan penjualan dan melakukan efisiensi. Hal tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan laba kotor yang tumbuh hampir 20%," pungkas Andry.

Sumber : investor.id