Komentar Trump Turunkan Tensi Konflik AS-Iran, Wall Street Ceria Kembali
Thursday, January 09, 2020       04:39 WIB

Ipotnews - Saham Wall Street menguat, Rabu, setelah Presiden Donald Trump berbicara tentang serangan Iran di pangkalan udara Irak yang menampung pasukan Amerika, yang memicu aksi jual besar-besaran pada perdagangan  overnight .
Dow Jones Industrial Average ditutup meningkat 161,41 poin, atau 0,56% menjadi 28.745,09, demikian laporan   CNBC  , Rabu (8/1) atau Kamis (9/1) pagi WIB.
Sementara itu, Nasdaq Composite Index naik 0,67% atau 60,66 poin menjadi 9.129,24 dan mencetak rekor  intraday  dan penutupan. Indeks berbasis luas S&P 500 bertambah 0,49% atau 15,87 poin menjadi 3.253,05 dan mencapai level  intraday  tertinggi.
Pada menit-menit akhir perdagangan, indeks utama itu turun dari level tertinggi di tengah laporan ledakan yang belum dikonfirmasi di dekat Zona Hijau Baghdad. Dow melejit sebanyaknya 282 poin, atau 1%. S&P 500 dan Nasdaq masing-masing melonjak 0,9% dan 1,1%.
Trump mengatakan Iran tampaknya "mundur" setelah negara itu menyerang pangkalan udara Ain al-Asad semalam. Namun, dia menambahkan AS akan "segera menjatuhkan sanksi ekonomi tambahan terhadap rezim Iran."
"Sekarang, karena Presiden sedikit banyak meredakan kegelisahan, jadi kita mendapatkan...sedikit dorongan di sini," Art Cashin, Direktur UBS.
Komentar Trump menekan  safe-haven  seperti emas karena investor berbondong-bondong kembali ke aset berisiko. Emas berjangka untuk pengiriman Februari turun 0,9% menjadi USD1.560,20 per ounce. Semalam, logam mulia melonjak ke level tertinggi dalam sekitar tujuh tahun.
Investor di seluruh dunia mempersiapkan diri untuk konflik yang lebih besar antara Iran dan AS setelah pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani minggu lalu, pejabat militer Iran. Namun sejauh ini belum ada laporan korban dari serangan udara Selasa malam. Serangan itu tidak menargetkan infrastruktur minyak, meningkatkan sentimen investor pula.
Pada level terburuknya dalam perdagangan semalam, S&P 500 berjangka anjlok lebih dari 1,6% bersama dengan Nasdaq 100 berjangka. Dow berjangka kehilangan lebih dari 400 poin semalam karena berita serangan tersebut mengemuka.
Saham berada di bawah tekanan sejak pekan lalu setelah berita kematian Soleimani, sementara minyak melonjak, memicu kekhawatiran kenaikan tajam harga bahan bakar yang dapat membebani perekonomian yang sudah rapuh. Pada Desember, sektor manufaktur AS mengalami kontraksi terbesar dalam lebih dari satu dekade.
Tetapi Wall Street memiliki sejarah di sisinya karena krisis AS-Iran sebelumnya jarang menyebabkan penurunan pasar yang berkepanjangan. Data dari Barclays menunjukkan S&P 500 rata-rata menguat hampir 3% dalam tiga bulan setelah konfrontasi antara kedua negara tersebut. Kenaikan rata-rata itu tumbuh menjadi 5,5% setelah enam bulan.
"Situasi yang kita miliki hari ini jauh berbeda dari yang kita dapati 10 tahun lalu," kata Scott Ladner, Kepala Investasi Horizon Investments.
Saham Boeing merosot 1,8%, membebani Dow. Pesawat Boeing 737 milik Ukraina International Airlines terbakar dan jatuh tak lama setelah lepas landas dari Teheran, Iran, Rabu, menewaskan semua 176 orang dalam kecelakaan yang laporan awalnya menyebutkan akibat kegagalan mesin. Pejabat Ukraina kemudian mengatakan, penyebab kecelakaan belum ditentukan. (ef)

Sumber : Admin