Komentar Dovish The Fed, Picu Penawaran Obligasi di Asia
Tuesday, May 07, 2024       15:23 WIB

Ipotnews - Ledakan penerbitan obligasi global tengah mengumpulkan momentum di Asia, menyusul kometar  dovish  Ketua Federal Reserve Jerome Powell, akhir pekan lalu.
Laman Bloomberg, Selasa (7/5), melaporkan, setidaknya lima emiten yang tengah mengantre untuk mengajukan penawaran obligasi dolar ke pasar global. Bloomberg mencatat, kondisi tersebut sebagai hari tersibuk dalam penawaran obligasi di Asia, luar Jepang, sejak Juni 2023.
Para peminjam termasuk pemerintah Filipina, operator jalan tol Korea, dan bank China sedang mencari harga surat utang mereka pada hari ini. Kesibukan ini menyusul komentar dovish dari Ketua The Fed Jerome Powell pekan lalu, setelah rilis data pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan. PernyataanPowel dan sejumlah pejabat The Fed meningkatkan ekspektasi investor akan kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed pada September nanti, dan membantu mendorong imbal hasil obligasi lebih rendah.
Biaya pinjaman di pasar kredit Asia jatuh ke posisi terendah sepanjang masa dalam beberapa hari terakhir. Indeks Bloomberg menunjukkan, imbal hasil tambahan yang diminta investor untuk memegang obligasi dolar dengan peringkat layak investasi dari emiten-emiten di kawasan Asia mencapai sekitar 81 basis poin, mendekati rekor terendah di bawah 80 basis poin yang tercatat minggu lalu.
"Beberapa data penting di Amerika Serikat yang telah dirilis dan imbal hasil obligasi AS yang sedikit menurun, membuka peluang bagi beberapa emiten Asia untuk kembali ke pasar," ujar Nicholas Yap, kepala analis meja kredit Asia di Nomura Holdings Inc, seperti dikutip Bloomberg.
Kesibukan transaksi akan membantu meningkatkan penerbitan surat utang di Asia yang sejauh ini telah tertinggal dari kawasan lain, seiring penurunan penawaran oligasi dalam tiga tahun terakhir.
Jika surat utang yang mungkin akan jatuh tempo pada Selasa ini tidak diperhitungkan, maka - berdasarkan data Bloomberg - penjualan obligasi dolar di Asia di luar Jepang telah turun 2,3% sepanjang tahun ini menjadi lebih dari USD49 miliar. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023, dimana besaran minimum transaksi mencapai USD100 juta. Hal ini berbeda dengan tren penjualan obligasi di AS dan Eropa yang terus meningkat.
Saat ini, penawaran obligasi dolar dari Asia mulai mbergerak naik. Selain para peminjam yang masih mencari harga penawaran mereka pada Selasa ini, empat perusahaan lainnya - China Ping An Insurance Overseas Holdings Ltd, Export Import Bank of Thailand, Korea Credit Guarantee Fund dan Jiantou International (Hong Kong) Co - telah memberikan mandat kepada bank untuk penawaran surat utang dolar yang potensial. (Bloomberg)


Sumber : admin