Komoditas Dalam Ketidakpastian, Pilih Saham UNTR, PTBA, INCO, dan AALI
Thursday, January 17, 2019       10:47 WIB

Ipotnews - Dalam situasi ketidakpastian yang meningkat di prospek komoditas andalan Indonesia, Indo Premier Sekuritas memberikan pertimbangan pilihan terbaik bagi saham-saham di sektor batubara, nikel, dan CPO. Saham , , , dan adalah pilihan utama saham emiten berbasis komoditas.
Sektor batubara sangat terpapar dengan permintaan China, sehingga meningkatnya ketegangan perdagangan AS-China dan melambatnya pertumbuhan ekonomi China menimbulkan ketidakpastian di sektor batubara.
Setelah dua tahun pemulihan yang kuat, Indo Premier Sekuritas memperkirakan pendapatan sektor ini akan menurun sebesar 11% pada 2019 karena asumsi harga jual batubara 10% lebih rendah tahun ini dan pertumbuhan produksi yang relatif datar di Indonesia.
"United Tractors () adalah pilihan utama kami di sektor batubara, karena paparannya yang lebih defensif terhadap ketidakpastian harga batubara dan pendapatan naik dari operasi penambangan emas yang baru diakuisisi di Martabe, yang seharusnya berkontribusi 15% terhadap pendapatan. Meskipun kami memperkirakan volume flat dan harga kontrak yang lebih rendah untuk PAMA (unit batubara UTR) dan penjualan HE 4.000 unit untuk 2019, Martabe akan mendukung pendapatan untuk meningkat sebesar 10,5%. Perhatikan bahwa saat ini diperdagangkan pada P/E yang menarik sebesar 7,7x tahun ini," papar Tim Analis Indo Premier dalam paparan risetnya, Kamis (17/1).
Di sisi lain, Indo Premier menilai PT Bukit Asam Tbk () lebih disukai daripada Adaro Energy () di antara perusahaan tambang murni batubara. "Meskipun kami tidak lagi bullish di sektor ini, lebih disukai daripada karena prospek pertumbuhan volume yang lebih kuat (5,3%) didukung oleh berkurangnya kendala kapasitas kereta api, sementara itu juga jauh lebih sedikit terkena pasar ekspor batubara dengan CV rendah (tidak seperti ) , yang mungkin dipengaruhi oleh pembatasan impor batubara China," tambah Tim Analis.
Disebutkan, sentimen positif dari dimulainya kembali impor China baru-baru ini tidak akan bertahan karena Tim Analis yakin kuota impor akan tetap di angka 270 juta ton. "Kami menjaga asumsi kami untuk harga patokan batubara sebesar USD85 per ton untuk 2019-2020, tetapi mengekspektasikan diskon harga untuk batubara CV yang lebih rendah akan melebar yang tentunya negatif untuk .
Nikel
Untuk sektor nikel, Indo Premier Sekuritas masih menyukai Vale Indonesia (), meskipun ada ketidakpastian permintaan dari China. Terlepas dari paparan pasar nikel terhadap permintaan China dan koreksi harga pada 4Q18, Indo Premier bullish terhadap prospek jangka panjang komoditas ini karena meningkatnya permintaan dari industri baja nirkarat dan baterai EV, sementara prospek pasokan nikel terbatas, yang tercermin dalam penurunan tingkat persediaan selama tiga tahun terakhir.
"Untuk prakiraan penghasilan , kami mengasumsikan harga nikel sebesar USD14.000 per ton untuk tahun 2019 dan kami berharap perusahaan akan mendapat manfaat dari biaya energi yang lebih rendah, yang memungkinkan perluasan margin lebih lanjut," tandas catatan riset tersebut.
CPO
Sementara itu, untuk terkait kinerja rendah sektor minyak kelapa sawit (CPO) selama beberapa tahun ini, Indo Premier memperkirakan pemulihan pendapatan untuk perusahaan perkebunan di 2019, yang ditopang asumsi produksi CPO yang lebih tinggi dan asumsi harga yang didorong oleh permintaan bio-diesel Indonesia (B-20) dan impor India yang meningkat (bea masuk yang lebih rendah).
Indo Premier memperkirakan permintaan CPO tambahan sebesar 2,4 juta ton pada tahun 2019 dari program B-20 Indonesia. Malaysia menerapkan mandat B-10 untuk sektor transportasi umum pada 18 Desember dan akan berekspansi ke sektor lain mulai Juli 2019, yang akan menciptakan permintaan tambahan sekitar 1 juta ton per tahun.
"Untuk investor yang mencari eksposur ke sektor yang telah berkinerja buruk di pasar dalam lima tahun terakhir ini, pilihan utama kami adalah Astra Agro Lestari ()," sebut Tim Analis Indo Premier.

Stock

Ticker

Rating

Price

TP

19F P/E

20F P/E

19F P/B

20F P/B

19F ROA

19F ROE

(Rp)

(Rp)

(x)

(x)

(x)

(x)

(%)

(%)

Adaro Energy



BUY

1,460

1,800

11.0

8.4

0.7

0.7

4.1

7.7

Indo Tambang



BUY

21,875

27,500

7.9

7.5

1.7

1.6

16.6

21.5

Bukit Asam



BUY

4,380

5,100

10.8

8.8

3.3

2.9

18.0

31.4

United Tractors



BUY

26,050

41,000

7.7

7.3

1.7

1.5

12.5

22.6

Vale Indonesia



BUY

3,700

4,500

21.7

16.7

1.3

1.2

5.0

6.0

Astra Agro Lestari



BUY

12,350

16,000

11.5

9.6

1.1

1.0

7.5

9.9

London Sumatra



BUY

1,300

1,650

12.4

9.4

1.0

0.9

7.1

8.4

Salim Ivomas



HOLD

482

500

15.8

12.4

0.4

0.4

1.5

2.7

 Source: Bloomberg, IndoPremier Note: Share prices as of closing 16 January 2019 

Sumber : admin

berita terbaru
Saturday, Apr 27, 2024 - 09:35 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of GTBO
Saturday, Apr 27, 2024 - 09:31 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of CYBR
Saturday, Apr 27, 2024 - 09:28 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of CNKO
Saturday, Apr 27, 2024 - 09:25 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of CMRY
Saturday, Apr 27, 2024 - 09:21 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of BBSS
Saturday, Apr 27, 2024 - 09:17 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of BBRM
Saturday, Apr 27, 2024 - 07:36 WIB
Emas Bertahan Kuat Setelah Rilis Data Inflasi AS