LDR BBRI Capai 94 Persen Tembus Batas Aman Aturan BI
Thursday, October 24, 2019       14:01 WIB

Ipotnews - Pada Kuartal III-2019, rasio kredit terhadap simpanan (LDR) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menembus 94 persen atau jauh berada di ambang batas aman sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 17/11/PBI/2015.
Menurut Direktur Utama , Sunarso, pada kuartal ketiga tahun ini tingkat LDR tercatat sebesar 94,15 persen dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 21,89 persen. "Angka LDR ini kami nilai sangat moderat dan CAR yang cukup kuat untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan Bank BRI di masa mendatang," kata Sunarso di Jakarta, Kamis (24/10).
Sebagaimana diketahui, ketentuan batas aman LDR lembaga perbankan sudah diatur dalam PBI No. 17/11/PBI/2015 tanggal 25 Juni 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah Dan valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional.
PBI tersebut menyebutkan bahwa komponen surat berharga yang diterbitkan bank masuk ke dalam perhitungan LDR yang selanjutnya istilah LDR berubah menjadi LFR (loan to funding ratio). Batas atas LFR atau LDR yang aman adalah 92 persen dengan batas bawah di posisi 78 persen.
Lebih lanjut Sunarso mengatakan, hingga akhir September 2019, menyalurkan kredit (konsolidasian) senilai Rp903,14 triliun atau bertumbuh 11,65 persen (year-on-year). "Segmen mikro tumbuh 13,23 persen (yoy) dengan proporsi mencapai sepertiga dari keseluruhan kredit BRI," ucapnya.
Dia merincikan, kredit mikro tercatat Rp301,89 triliun, kredit konsumer Rp137,29 triliun atau bertumbuh 7,85 persen, kredit ritel dan menengah Rp261,67 triliun atau bertumbuh 14,8 persen, serta kredit korporasi Rp202,3 triliun.
"Jika ditotal, porsi kredit UMKM mencapai 77,6 persen dari keseluruhan kredit BRI. Angka ini berhasil kami tingkatkan secara perlahan dan target proporsi kredit UMKM bisa mencapai 80 persen di tahun 2022," kata Sunarso.
Selama Januari hingga September 2019, menurut Sunarso, menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp77,26 triliun kepada 3,6 juta debitur. Pencapaian ini setara dengan 88,83 persen dari alokasi penyaluran KUR yang di breakdown pemerintah di 2019.
"Bank BRI berkomitmen untuk terus fokus dalam melakukan ekspansi bisnis di segmen mikro dengan melakukan strategi go smaller, go shorter, go faster," imbuhnya.
Sementara itu, lanjut Sunarso, pada Kuartal III-2019, menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp959,24 triliun atau hanya bertumbuh 9,91 persen (yoy). Giro bertumbuh 21,77 persen menjadi Rp171,85 triliun, tabungan bertumbuh 9,2 persen menjadi Rp384,02 triliun dan deposito cuma bertumbuh 6,16 persen (yoy) menjadi Rp403,37 triliun.
Pertumbuhan giro dan tabungan yang lebih tinggi dibandingkan deposito telah mendongkrak dana murah () . Pada Kuartal III-2019, Bank BRI tercatat 57,95 persen atau meningkat dibandingkan dengan posisi di Kuartal III-2018 sebesar 56,46 persen.
Dari sisi Fee Based Income (FBI), hingga akhir September 2019 Bank BRI mampu bertumbuh double digit sebesar 12,03 persen (yoy) atau sebesar Rp9,74 triliun dibandingkan dengan Kuartal III-2018 yang sebesar Rp8,69 triliun.
Sehingga, pada Kuartal III-2019 laba Bank BRI tercatat sebesar Rp24,8 triliun atau bertumbuh 5,36 (yoy), sedangkan total aset per akhir September 2019 mencapai 1.305,67 triliun.
(Budi)

Sumber : admin