Laba UNTR Mengempis Jadi Rp4,5 Triliun di Kuartal I-2024, Ini Penyebabnya
Tuesday, April 30, 2024       08:45 WIB

IDXC hannel - PT United Tractors Tbk () membukukan laba bersih sebesar Rp4,5 triliun di kuartal I-2024. Angka itu turun 15% dari periode yang sama di 2023 yang sebesar Rp5,3 triliun.
Penurunan laba bersih perseroan disebabkan oleh terpangkasnya pendapatan, ditambah dengan biaya keuangan yang lebih tinggi dan kerugian selisih kurs. Di mana, per Maret 2024, pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp32,4 triliun, turun 7% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp34,9 triliun.
"Disebabkan oleh penurunan kinerja dari segmen mesin konstruksi dan pertambangan batu bara," kata Sekretaris Perusahaan , Sara K. Loebis dalam keterangan resminya, Jakarta, Senin (29/4/2024).
Secara rinci, segmen usaha mesin konstruksi mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 37% menjadi 1.126 unit dibandingkan tahun lalu sebesar 1.791 unit.
Sementara itu, pendapatan perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat turun 11% menjadi Rp2,6 triliun dari Rp3 triliun.
Kemudian, penjualan Scania turun dari dari 218 unit menjadi 87 unit dan penjualan produk UD Trucks turun dari 89 unit menjadi 32 unit yang disebabkan oleh penurunan permintaan terutama di sektor pertambangan.
"Secara keseluruhan, pendapatan unit usaha mesin konstruksi turun 22% menjadi Rp8,3 triliun dibandingkan Rp10,6 triliun pada periode yang sama 2023," ujar Sara.
Dari segmen usaha kontraktor penambangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara ( PAMA ), sampai dengan bulan Maret 2024 membukukan pendapatan bersih sebesar Rp13,3 triliun, atau naik 14% dari Rp11,7 triliun.
Lalu, segmen usaha pertambangan batu bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA) mencatatkan pendapatan sebesar Rp8,3 triliun atau turun 21% dari sebelumnya Rp10,5 triliun.
Sementara itu, segmen usaha pertambangan emas dan mineral lainnya mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 8% menjadi Rp1,8 triliun, yang sebagian besar disebabkan oleh peningkatan harga jual rata-rata emas sebesar 14%, dari USD1.896 per ons menjadi USD2.165 per ons.
Lalu, segmen usaha industri konstruksi dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (), sampai dengan Maret 2024 masih mencatatkan kenaikan rugi bersih menjadi sebesar Rp42 miliar, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp30 miliar.

Sumber : idxchannel.com