Laba Emiten Toto Sugiri dan Salim Melambung di Kuartal I-2025
Monday, April 21, 2025       16:45 WIB

JAKARTA, investor.id - Emiten terafiliasi Toto Sugiri dan Anthoni Salim, PT DCI Indonesia Tbk () meraup untung cukup besar pada tiga bulan pertama tahun 2025 dengan membukukan laba bersih sejumlah Rp 418 miliar, melambung 193% dibandingkan periode sama tahun lalu sejumlah Rp 142 miliar.
Torehan laba pada kuartal I-225 paralel dengan kenaikan pendapatan perseroan yang tumbuh dua kali lipat dari Rp 454 miliar, menjadi Rp 773 miliar dengan laba bruto mencapai Rp 519 miliar dari sebelumnya Rp 203 miliar.
Melesatnya pendapatan pada triwulan I-2025 didorong oleh bisnis jasa kolokasi perseroan yang berkontribusi hingga mencapai Rp 733 miliar. Angka tersebut jauh lebih tinggi ketimbang periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 333 miliar.
Mengutip dari situs Tech Target, kolokasi merupakan pusat data atau fasilitas telekomunikasi di mana sebuah perusahaan dapat menyewa ruang untuk server, perangkat penyimpanan, serta perangkat keras komputasi dan jaringan lainnya.
Kontribusi bisnis lain-lain juga meningkat dari Rp 21,2 miliar, menjadi Rp 40,4 miliar. Pendapatan bisnis mayoritas bersumber dari pihak dengan sumbangsih sebesar Rp 750 miliar. Sedangkan, pihak berelasi hanya menyumbang sebesar Rp 14 miliar.
Manajemen dalam laporan keuangan konsolidasian interim per 31 Maret 2025 menjelaskan, untuk tahun yang berakhir pada 31 Maret 2025 dan 2024, pendapatan dari pelanggan individu melebihi 10% dari pendapatan, yang masing-masing terdiri atas transaksi kepada tiga pelanggan dan dua pelanggan dengan jumlah transaksi di setiap tahunnya sebesar Rp 514 miliar dan Rp 137 miliar.
"Sementara, pendapatan yang berasal dari realisasi saldo awal tahun atas pendapatan yang ditangguhkan untuk tahun yang berakhir pada 31 Maret 2025 dan 2024 adalah sebesar Rp 75 miliar dan Rp 60 miliar," tulis Manajemen dalam pengumuman resminya, Senin (21/4/2025).
memperlihatkan pertumbuhan kinerja cukup kencang, sambil terus mempertahankan beban kinerja tetap efisien. Ini terlihat dari beban pokok pendapatan yang mencapai Rp 253 miliar di tengah kenaikan pendapatan yang signifikan.
Beban pemasaran juga turun dari Rp 1 miliar menjadi Rp 772 juta. Beban umum dan administrasi naik dari Rp 21 miliar menjadi Rp 24 miliar, termasuk beban operasi yang berhasil dipangkas pada kuartal I-2025. Akan tetapi, beban pajak final meningkat dari Rp 204 miliar menjadi Rp 329 miliar.
Setelah menghitung sederet beban kinerja operasi tersebut, berhasil membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 418,9 miliar, melesat 193% dibandingkan laba periode berjalan pada kuartal I-2024 sebesar Rp 142 miliar.
Dari sisi neraca, total aset pada kuartal I-2025 naik menjadi Rp 5,3 triliun dari sebelumnya Rp 4,8 triliun dengan total ekuitas dan liabilitas masing-masing sebesar Rp 3,4 triliun dan Rp 1,9 triliun.
Prospek Data Center 
Pengamat telekomunikasi sekaligus Direktur Eksekutif Information and Communication Technology (ICT) Institute Heru Sutadi mencermati bahwa tren pergerakan data saat ini terus mengalami peningkatan signifikan seiring dengan bertambahnya media sosial, penggunaan aplikasi dan sebagainya.
"Nah, untuk data itu diperlukan pusat data ( data center ). Selama ini, penyedia data center sudah banyak seperti Telkom, , Amazon, Microsoft, dan Google. Tapi memang ternyata pusat data saja tidak cukup. Sekarang, pusat data harus memiliki kemampuan kecerdasan buatan (artificial intelligence/Ai). Jadi, arahnya ke depan pusat data yang mempunyai kemampuan AI," ucap Heru kepada Investor Daily dikutip, Senin (21/4/2025).
Di sisi lain, demikian dikatakan Heru, Ai memerlukan koneksi yang cepat untuk memproses, sehingga dibutuhkan pusat data yang dekat dengan lokasi pengguna. "Jadi, kalau misalnya Indonesia akan dibutuhkan pusat data Ai yang ada di Indonesia. Saat ini, pusat data Ai belum banyak. Tapi, kebutuhannya akan terus bertumbuh," tandas Heru.

Sumber : investor.id