Laba Sebelum Pajak Terpangkas, Analis Pertahankan Rating Hold TLKM
Wednesday, August 01, 2018       15:43 WIB

Ipotnews - Indo Premier Sekuritas menurunkan target price (TP) saham menjadi Rp3.900 dari TP sebelumnya Rp4.300 per saham. Pemangkasan ini seiring penurunan EBITDA sebesar 9 persen.
TP tersebut menyiratkan rasio enterprise value terhadap EBITDA (EV/EBITDA) sebesar 8,7 kali pada 2019 (penyesuaian kepemilikan sebesar 65 persen pada Telkomsel). Saham ditransaksikan pada EV/EBITDA sebesar 8 kali dengan rasio P/E sebesar 17 kali pada 2019. Indo Premier merekomendasikan Hold saham .
Pendapatan pada periode semester pertama 2018 (1H18) sebesar Rp64,4 triliun tetapi EBITDA yang dibukukan Rp28 triliun serta core profit Rp9 triliun. Pencapaian tersebut di bawah ekspektasi konsensus para analis karena penurunan marjin hampir seluruh lini.
Marjin EBITDA pada periode 2Q18 turun 38 persen. "Kami perkirakan tren pendapatan perseroan akan lebih baik pada semester kedua 2018 karena Telkomsel menyebut bahwa pendapatan secara bulanan menunjukkan tren secara bulanan positif menjadi 10 persen secara bulanan di periode Jun atau naik dari periode Mei sebesar 7 persen di bulan Mei," kata Paula Ruth, Analis PT Indo Premier Sekuritas seperti dikutip dari risetnya, Rabu.
Namun menurut dia, terdapat sedikit gangguan dari agresivitas di area tertentu di luar Jawa yang mungkin membatasi kenaikan tarif Telkomsel. Penting dicatat bahwa asumsi secara keseluruhan industri ini tetap berkomitmen untuk meningkatkan tarif layanan data dalam keseluruhan (agresivitas di daerah tertentu untuk menghasilkan dampak kecil terhadap tarif data dalam industri).
Marjin EBITDA
pada periode 2Q18 membukukan marjin EBITDA sebesar 38 persen (Telkomsel 49 persen), merupakan marjin paling rendah secara kuartalan sejak 2011. Target manajemen untuk memperbaiki marjin Telkomsel pada 2H18 dengan dukungan pendekatan penerapan cost leadership (penghematan di berbagai item opex) sementara mempertahankan tarif premium bagi Telkomsel berdasarkan cakupan wilayah lebih luas serta penerimaan (sinyal) yang lebih baik.
Tambahan pula, Indihome mulai menghasilkan rata-rata tarif per per guna ( ARPU ) sebesar Rp251.000 di 1Q18. Marjin EBITDA pada 2018/2019 diproyeksikan sebesar 46 persen.
(Riset Indo Premier Sekuritas)

Year To 31 Dec

2016A

2017A

2018F

2019F

2020F

Revenue (RpBn)

116,333

128,256

135,488

144,585

156,706

EBITDA (RpBn)

59,498

64,609

62,706

66,778

72,712

EBITDA Growth (%)

15.7

8.6

(2.9)

6.5

8.9

Net Profit (RpBn)

19,352

22,145

21,079

22,027

23,672

EPS (Rp)

195

224

213

222

239

EPS Growth (%)

24.9

14.4

(4.8)

4.5

7.5

Net Gearing (%)

1.9

9.2

19.1

26.6

31.8

PER (x)

18.3

16.0

16.8

16.1

14.9

PBV (x)

4.2

3.8

3.6

3.4

3.2

Dividend Yield (%)

3.8

4.7

4.5

4.7

5.0

EV/EBITDA (x)

8.4

7.7

7.8

7.3

6.7

 source: ; Share Price Closing as of 31 July 2018 


Sumber : admin