Lebih Banyak Investor Hindari Emerging Market - Survei HSBC
Thursday, November 25, 2021       16:31 WIB

Ipotnews - Hasil survei terbaru HSBC menunjukkan, lebih dari satu dari empat investor merasa " bearish " terhadap  emerging market . Perlambatan pertumbuhan ekonomi dan momok kebijakan moneter yang lebih ketat di AS mengaburkan prospek.
Survei tersebut meneliti 120 investor dari 115 institusi yang mewakili pengelolaan aset senilai USD572 miliar, antara 28 September dan 17 November.
Hasil tersebut lebih suram dibanding hasil survei Juli lalu, dimana kurang dari satu dari 10 investor yang disurvei menunjukkan sikap  bearish . Sementara proporsi investor yang merasa  bullish  turun menjadi 27% dari 40%, ungkap HSBC dalam rilisnya Rabu kemarin.
Pasar telah meningkatkan ekspektasi mereka terhadap kenaikan suku bunga Federal Reserve AS dan bank sentral lainnya tahun depan demi mengendalikan inflasi. Para investor yang disurvei mengatakan kebijakan yang lebih ketat di negara maju adalah satu-satunya risiko terbesar terhadap prospek  emerging market  (EM).
"Ekonomi global telah menghadapi serangkaian guncangan sisi penawaran negatif yang menyebabkan risiko penurunan pertumbuhan dan risiko kenaikan inflasi," kata Murat Ulgen, kepala riset EM global di HSBC .
Emerging market  jauh lebih rentan terhadap guncangan ini, oleh karena itu kinerja pasar keuangan mereka sangat buruk dibandingkan pasar negara maju. Sepertinya latar belakang 'stagflasi' ini masih membuat investor EM untuk menunggu masuk," imbuhnya, seprti dikutip Reuters, Kamis (25/11).
Secara keseluruhan, aset EM berkinerja buruk pada tahun 2021 ini. Kinerja ekuitas memburuk dan banyak mata uang mengalami penurunan besar. Investor asing juga menjauh dari obligasi mata uang lokal.
Ekuitas EM sekarang diperdagangkan dengan diskon terendah sejak 2004 dibandingkan ekuitas negara maju. Namun menurut Ulgen, penilaian yang rendah pada beberapa aset dapat menggoda investor untuk kembali membeli.
Akan tetapi survei terbaru menunjukkan hanya 37% investor mengekspektasikan pertumbuhan  emerging market  akan berakselerasi selama 12 bulan ke depan. Jumlah tersebut turun dari 60% pada hasil survei Juli lalu.
Investor pesimistis terhadap mata uang EM, pada surat utang Asia dalam mata uang asing dan lokal, dan pada ekuitas EM. Namun laporan hasil survei menunjukkan, investor menyukai aset Eropa Tengah dan Timur. (Reuters)

Sumber : Reuters