Lonjakan Kasus Covid India Bebani Sentimen, Minyak Dunia Tertekan
Tuesday, May 04, 2021       13:57 WIB

Ipotnews - Harga minyak melemah, Selasa, membalikkan kenaikan di awal sesi setelah lebih banyak negara bagian Amerika melonggarkan penguncian dan Uni Eropa berusaha menarik wisatawan, membantu mengimbangi kekhawatiran atas permintaan bahan bakar di India yang dihantam lonjakan kasus Covid-19.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 12 sen, atau 0,18% menjadi USD67,44 per barel pada pukul 13.40 WIB, setelah melonjak 1,2% pada sesi Senin, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Selasa (4/5).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), juga berkurang 12 sen, atau 0,19%, menjadi USD64,37 per barel, setelah melesat 1,4% pada penutupan Senin.
"Meski aksi ambil untung jangka pendek mendorong harga minyak sedikit lebih rendah di Asia, baik Brent dan WTI sekarang bergerak mendekati  top-end  dari kisaran satu bulan sekali lagi," kata Jeffrey Halley, analis OANDA.
Harga didukung oleh prospek kenaikan permintaan bahan bakar di Amerika Serikat dan Eropa, ketika negara bagian New York, New Jersey dan Connecticut berencana melonggarkan pembatasan pandemi dan Uni Eropa akan dibuka lebih luas kepada pengunjung asing yang telah divaksinasi, kata analis.
"Optimisme pada perbaikan permintaan tampaknya menjadi pendorong utama kenaikan harga minyak pada saat ini setelah (Presiden Bank Fed New York John Williams) mengisyaratkan ekonomi Amerika siap untuk tumbuh pada tingkat tercepat dalam beberapa dekade," ujar Ash Glover, Kepala CMC Markets Alpha.
Untuk tanda-tanda lebih lanjut dari peningkatan permintaan minyak Amerika,  trader  akan mencermati laporan tentang minyak mentah dan stok produk minyak dari American Petroleum Institute, Selasa, dan Badan Informasi Energi AS, sehari berselang.
Lima analis yang disurvei Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah Amerika turun 2,2 juta barel dalam sepekan hingga 30 April. Persediaan minyak naik dalam dua pekan sebelumnya.
Tingkat pemanfaatan kilang diprediksi meningkat 0,5 poin persentase minggu lalu, dari 85,4% total kapasitas pada pekan yang berakhir hingga 23 April, menurut jajak pendapat tersebut.
Dolar yang lebih lemah, terpukul oleh perlambatan dalam pertumbuhan manufaktur Amerika, juga membantu menopang harga minyak pada sesi Selasa. Depresiasi dolar membuat minyak lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lain.
Di India, jumlah total infeksi Covid-19 sejauh ini meningkat menjadi 20 juta, didorong 300.000 kasus baru yang sudah memasuki hari ke-12 berturut-turut yang diperkirakan memukul permintaan bahan bakar di negara terpadat kedua di dunia setelah China. (ef)

Sumber : Admin