Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) hanya menguat tipis sebesar 0,27% pada minggu ini. Tren kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang terjadi minggu ini membuat laju penguatan IHSG tertahan.
Mengutip data Ipotnews, IHSG pada Jumat (5/3) ditutup pada level 6.258,75. Posisi tersebut naik secara mingguan (Week on Week/W-o-W) sebesar 0,27% dibanding Jumat minggu lalu (26/2) di level 6.241,80.
Penguatan mingguan pekan ini hanya sedikit lebih besar dibandingkan pekan lalu. Pada Jumat (26/2), IHSG menguat sebesar 0,16% dibandingkan Jumat (19/2) di level 6.231,93.
Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, mengatakan IHSG tertahan oleh imbal hasil obligasi AS yang melonjak terus. " IHSG sempat menguat lumayan pertengahan minggu ini setelah muncul pernyataan Presiden AS Joe Biden bahwa pada akhir Mei 2021, setiap orang dewasa di AS akan mendapatkan vaksin. Ini memicu optimisme terhadap pemulihan ekonomi global," kata Hans saat dihubungi Ipotnews, Jumat (5/3).
Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa AS akan memiliki cukup vaksin Covid-19 untuk memvaksinasi semua orang dewasa pada akhir Mei, atau dua bulan lebih awal dari target semula. Target ini memungkinkan karena perusahaan Merck & Co. akan membantu rivalnya, Johnson & Johnson, dalam memproduksi vaksin yang telah mendapat izin penggunaan.
"Sekarang kita sudah akan memiliki cukup vaksin untuk semua orang dewasa di Amerika pada akhir Mei," kata Biden, dilansir dari laman CGTN pada Rabu, 3 Maret 2021.
Sayangnya dalam dua hari terakhir, Kamis dan Jumat IHSG kembali tertekan oleh menguatnya imbal hasil obligasi AS. Ditambah lagi pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell bahwa The Fed belum mengambil tindakan yang diperlukan terkait kenaikan imbal hasil obligasi AS tersebut.
Akibatnya terjadi aliran modal keluar dari pasar saham Indonesia oleh sebagian investor, kembali ke pasar obligasi AS. "Karena obligasi AS menjadi lebih menarik dibanding investasi saham. Ini yang membuat IHSG hanya menguat tipis minggu ini," tutup Hans.
(Adhitya)

Sumber : Admin