Market Review Fixed Income 2019/05/23
Thursday, May 23, 2019       11:21 WIB

Download PDF

Market Review
Pada Rabu (22/05) volume perdagangan SBN menjadi sebesar Rp11,2 triliun dengan frekuensi perdagangan menjadi 1835 kali. Volume jual-beli obligasi korporasi pada Rabu (22/05) menjadi sebesar Rp795 miliar, dengan frekuensi perdagangan menjadi 68 kali. Selanjutnya, harga rata-rata surat berharga negara (SBN) dengan 20 volume perdagangan tertinggi ditutup dengan harga 97,9, sedangkan harga obligasi korporasi ditutup dengan rata-rata harga di 100. Sementara itu, obligasi yang diperdagangkan antara lain FR068 (jatuh tempo 15/05/34; 99,8; 8,4%) dan FR0078 (jatuh tempo 15/05/29; 102,5; 7,9%); Obligasi Astra Dinamika Multi Finance IV Tahap IIIA (26/08/19; 99; 11,4%; AAA) dan Obligasi Bank NTT I Tahap IA (01/06/20; 100; 9,2%; A).
Ringkasan Berita
Pasar Masih Memperhatikan Dampak dan Kelanjutan Peristiwa 22 Mei
Pasar masih memperhatikan dampak dan kemungkinan eskalasi/ penurunan peristiwa 22 Mei pasca pengumuman KPU mengenai penetapan pasangan Jokowi-Amin sebagai pemenang pemilihan presiden. Namun demikian, investor menyimpan beberapa sentimen positif melalui pernyataan presiden petahana Joko Widodo mengenai keberlanjutan perampingan pemerintahannya dan perbaikan birokrasi pada periode ke- 2 ini. Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa pemerintahannya akan fokus terhadap penambahan infrastruktur dan perbaikan sumber daya manusia. Sebagai contoh, pada periode I, pemerintah di bawah Jokowi telah memangkas 58 dari 259 ijin yang dibutuhkan bagi investasi tenaga listrik, namun ia mensinyalir angka ini masih terlalu banyak dan ingin menurunkan sampai dengan lima ijin saja. Pasar menyambut positif komitmen Jokowi untuk sepenuhnya bekerja pada termin pemerintahannya yang ke-2.
Rilis Catatan Rapat FOMC Mengurangi Spekulasi Pasar Akan Pemotongan Suku Bunga FFR
Bank sentral AS dalam lansir catatan rapat pada 30 April - 1 Mei menyatakan bahwa komite FOMC sepakati suku bunga tetap dipertahankan bahkan ketika terjadi perbaikan kondisi ekonomi global. Hal ini disebabkan karena bank sentral AS berusaha tetap pada pendirian menunggu mereka. Salah satu topik yang diperdebatkan juga mengenai komposisi neraca bank sentral dalam jangka panjang. Banyak anggota menyatakan bahwa komposisi ingin ditambahkan guna menjaga dampak penurunan jangka panjang. Selain itu, anggota FOMC juga membahas mengenai inflasi AS yang masih berada di level lebih rendah dibanding yang diharapkan, meskipun tingkat pengangguran telah mencapai level terendah selama setengah abad dan perekonomian tumbuh dengan tingkat yang mendekati rekor ekspansi tertinggi. Bank sentral AS membahas mengenai kemungkinan tetapnya ekspektasi inflasi meski mengurangi spekulasi pasar mengenai kemungkinan pemotongan suku bunga AS.
Emisi Obligasi Rp350 Miliar
PT Estika Tata Tiara tengah merencanakan penerbitan obligasi atau sukuk senilai Rp350 miliar pada semester I tahun 2019 untuk mendanai rencana ekspansi perseroan. Secara spesifik, emisi ini akan digunakan untuk membangun jalur distribusi makanan beku di wilayah Jawa-Bali-Mataram sampai dengan Palembang. Hingga 2020, perseroan juga akan membangun 10 hub berlokasi di Cikarang, Subang, Bandung, Salatiga, Cibitung, dan Surabaya, hingga Pekanbaru, Medan, Makassar, dan Manado.
Sumber: Bisnis Indonesia, FT

Sumber : IPS RESEARCH