Marketing Sales Lebih Baik, Laba SSIA Diperkirakan Naik 50 Persen
Friday, July 05, 2019       14:33 WIB

Ipotnews - Sejalan dengan pulihnya sektor kawasan industri pasca kemenangan Joko Widodo pada pilpres 2019, Surya Semesta Internusa () berada pada jalannya untuk mencapai target marketing sales di tahun 2019.
Target marketing sales tersebut seluas 15 Ha yang mana sudah dalam proses booking seluas 13 Ha hingga akhir semester I 2019 dengan harga jual rata-rata USD 120 per m2. Bandingkan dengan periode 1H18 yang seluas 0 Ha dan pada FY18 seluas 8 Ha.
Analis Indo Premier Sekuritas, Dea Fausta menetapkan kenaikan marketing sales secara konservatif seluas 15 Ha (sebelumnya 12,5 Ha) dan asumsi pengakuan penjualan sebesar 80 persen (sebelumnya 70 persen) karena perseroan memperkirakan booking seluruh marketing salesnya di 2019, mempertimbangkan pesanan yang belum dipenuhi (backlog).
Divestasi Fase IV
Perseroan mendivestasikan lahan fase IV seluas kira-kira 100 Ha dengan harga jual rata-rata Rp325k per m2 pada Mei 2019. Divestasi ini yang mana akan membawa tambahan pendapatan sebesar Rp325 miliar yang akan dibukukan pada laba tahun buku 2020.
Lahan itu sendiri tidak memiliki akses langsung ke jalan tol utama dan dipertimbangkan sebagai lahan berlebih. Sebagai hasilnya, telah menerima uang muka 30 persen pada JUni dan sisa pembayarannya dibayar dalam 12 bulan.
Maka dari itu, pada 2019 dan 2020 laba diproyeksikan masing-masing Rp50 miliar dan Rp433 miliar. "Diyakini divestasi ini akan membawa posisi lebih baik untuk fokus mengembangkan potensi kawasan industri yang lebih baik di kawasan Subang," ujar Analis Indo Premier tersebut seperti dikutip dari riset yang dirilis, Kamis (4/7).
Demand Kawasan Industri
sudah di posisi siap meluncurkan kawasan industri Subang dnengan akusisi lahan di 1H19 seluas 1.100 HA (FY18 1000 Ha) dan target akuisisi 165 Ha tahun ini.
Selain sangat menarik minat publik, beberapa BUMN juga dalam tahap pembicaraan untuk membangun kawasan industri di sana. Hal ini merefleksikan nilai kawasan tersebut yang menarik, terutama lokasi yang strategis (akses ke pelabuhan Patimban) dan harga jual rata-rata sebesar USD 100 per m2 (kawasan Industri Karawang 204 dolar AS per m2 di 1Q19).
Target penjualan lahan perseroan minimal 40 Ha hingga semester kedua 2020 di Subang, ditopang oleh permintaan lokal seluas 40 Ha (April 2019 seluas 37 Ha).
Valuasi
Indo Premier menaikkan proyeksi laba pada 2019 (proyeksi) hingga 50 persen untuk merefleksikan marketing sales yang lebih baik dan pengakuan atas penjualan lahan yang lebih cepat. Indo Premier merekomendasikan Buy saham dengan target price (TP) Rp990 atau naik dari TP sebelumnya Rp750/saham.
Analis Indo Premier tersebut juga menerapkan estimasi diskon terhadap valuasi aset bersih ( RNAV ) yang lebih rendah dari 70 persen menjadi 50 persen (mendekati rata-rata 5 tahun sebesar 51 persen).
Secara keseluruhan kalkulasi RNAV Rp990/saham lebih tinggi dari sebelumnya Rp750/saham. Saham saat ini diperdagangkan lebih rendah, diskon 44 persen terhadap estimasi RNAV dengan proyeksi rasio P/B pada 2019 sebesar 0,84 kali yang tidak membenarkan sensasi menawarkan value Subang.
(Riset Indo Premier Sekuritas)

Year To 31 Dec

2017A

2018A

2019F

2020F

2021F

Revenue (RpBn)

3,274

3,682

4,005

4,439

4,874

EBITDA (RpBn)

367

408

447

465

598

EBITDA Growth (%)

-35.2

11

9.8

4

28.4

Net Profit(RpBn)

1,178

38

50

433

151

EPS (Rp)

250

8

11

92

32

EPS Growth (%)

1,786.40

-96.8

32.2

768.7

-65.1

Net Gearing (%)

25.1

3.1

13.7

8.3

7

PER (x)

3.1

98

74.2

8.5

24.5

PBV (x)

0.8

0.8

0.8

0.8

0.8

Dividend Yield (%)

1.4

2.5

0.1

0.1

0.9

EV/EBITDA (x)

13.2

8.7

9

8.2

6.4

 source: , IndoPremier   ; Share Price Closing as of : 3-July-2019 


Sumber : admin