Mata Uang Asia Menguat Jelang Rilis Data Tenaga Kerja Amerika, Rupiah Meroket
Friday, May 07, 2021       15:12 WIB

Ipotnews - Mata uang Asia menguat terhadap dolar AS, Jumat, menjelang rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat, dengan rupiah menembus level tertinggi dua bulan, sementara saham mendaptkan dorongan dari data ekonomi China yang optimistis.
Rupiah naik 0,5% dan menuju pekan terbaiknya sejak awal November karena data output ekonomi Indonesia baru-baru ini mengisyaratkan pemulihan yang ringan dan investor asing kembali memburu surat utang domestik yang berimbal hasil tinggi, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Jumat (7/5).
Sejumlah katalis seperti  capital outflow , tekanan repatriasi dividen, dan kekhawatiran tentang otonomi Bank Indonesia membuat rupiah merosot tahun ini, tetapi baru-baru ini mata uang tersebut mendapatkan dukungan di antara pemburu imbal hasil ketika Federal Reserve menegaskan sikap  dovish -nya.
Pada penutupan terakhir, imbal hasil surat utang 10 tahun Indonesia turun 43,6 basis poin dari level tertinggi Maret. Imbal hasil menyusut 2 basis poin menjadi 6,435% untuk hari itu.
"Rupiah mengejar ketertinggalan setelah The Fed yang  dovish  menahan latar belakang imbal hasil Amerika yang stabil," kata analis Bank of Singapore,Moh Siong Sim.
Tak ada perubahan yang diprediksi pada kebijakan suku bunga Bank Indonesia selama sisa tahun ini, dan kinerja yang baik pada lelang SUN baru-baru ini
Namun, analis OCBC mengatakan pasokan jangka pendek di sisi yang lebih ringan dan risiko ekonomi akibat lonjakan kasus Covid-19 dapat mendukung obligasi Indonesia tetapi imbal hasil kemungkinan akan bergerak  rangebound. 
Won Korea Selatan mencatat hari terbaiknya dalam seminggu, sementara ringgit Malaysia, dolar Taiwan dan dolar Singapura menguat antara 0,1% dan 0,4% karena  greenback  melemah.
Data penggajian Amerika yang dirilis Jumat kemungkinan akan mengkonfirmasi jalur ekonomi yang solid menuju pemulihan dari pandemi, dan meski berpotensi memicu kekhawatiran inflasi, sejauh ini The Fed mengabaikan risiko harga yang lebih tinggi.
Sementara itu, saham Thailand dan Taiwan masing-masing melonjak sekitar 1%, sementara bursa Singapura menguat 0,8% setelah China melaporkan lonjakan ekspor dan data jasa yang solid untuk periode April memperkuat harapan untuk kelanjutan pemulihan ekonomi di mitra dagang utama kawasan itu. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru