Mata Uang Asia Tersengat Komentar Powell, Rupiah Jatuh ke Level Terendah 4 Tahun
Wednesday, April 17, 2024       15:40 WIB

Ipotnews - Rupiah menyentuh titik terendah dalam empat tahun, Rabu, karena komentar pejabat Federal Reserve mengindikasikan suku bunga dapat tetap tinggi lebih lama dari ekspektasi, sehingga memperkuat dolar sehingga merugikan aset berisiko di Asia.
Rupiah melemah 0,6% menjadi Rp16.265 per dolar, level yang terakhir terlihat pada 8 April 2020, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Rabu (17/4).
Namun, baht Thailand melampaui kerugiannya, anjlok hampir 1% ke titik terendah sejak 10 Oktober. Sedangkan peso Filipina turun 0,6% untuk mencapai level terlemah sejak akhir November 2022.
Pasar obligasi Indonesia yang dulunya merupakan mata uang carry-trade yang popular, kehilangan daya tariknya karena volatilitas mata uang dan spread yang sangat tipis yang ditawarkan atas pasar dolar.
Imbal hasil surat utang Indonesia bertenor 10 tahun berada di angka 7%, yang merupakan level tertinggi sejak 2 November.
Rupiah, yang merosot lebih dari 5% sepanjang 2024, mengalami masa sulit pekan ini ketika pasar dibuka kembali setelah libur Idul Fitri selama seminggu. Selasa, rupiah anjlok 2,3%, penurunan harian terbesar sejak Maret 2020.
Bank Indonesia terus melakukan intervensi di pasar valas untuk membatasi jatuhnya nilai tukar rupiah, dan memastikan pasokan serta permintaan yang memadai, sementara pelaku pasar kini memperkirakan kemungkinan BI mulai menaikkan suku bunga.
"Kami sekarang memperkirakan USD/IDR di 16.200 (sebelumnya 15.850) dalam 3 bulan ke depan sebelum sedikit menguat ke 15.650 dalam 12 bulan untuk mengantisipasi pemotongan suku bunga AS dan meredanya ketegangan di Timur Tengah," ujar Lloyd Chan, analis MUFG .
Semalam, komentar dari Chairman Fed Jerome Powell mengisyaratkan kebijakan moneter perlu dibatasi lebih lama, mengabaikan ekspektasi bank sentral AS akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Indeks Dolar AS (Indeks DXY) - ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya - terakhir berada di posisi 106,2, sedikit di bawah puncak lima bulan 106,51 yang dicapai pada sesi Selasa.
Peso Filipina melemah melampaui level 57 terhadap dolar, meski bank sentral mengisyaratkan bahwa pihaknya tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga.
Kini, bank sentral memperkirakan penurunan suku bunga pertama kemungkinan akan terjadi pada kuartal keempat 2024 atau kuartal pertama tahun depan.
Di Thailand, baht terdampak oleh melemahnya perekonomian, tingginya paparan terhadap kenaikan biaya pengangkutan, dan potensi pemotongan suku bunga.
Melawan tren, won Korea Selatan menguat sebanyaknya 0,9%, setelah Kementerian Keuangan negara tersebut menyatakan siap menerapkan langkah-langkah untuk menstabilkan volatilitas yang berlebihan. (ef)

Sumber : Admin