Mata Uang Asia Tersengat Prospek Suku Bunga AS, Baht dan Rupiah Pimpin Depresiasi
Monday, October 02, 2023       12:58 WIB

Ipotnews - Baht Thailand dan rupiah memimpin kejatuhan di antara mata uang emerging market Asia, Senin, karena dolar melesat di tengah prospek suku bunga Amerika yang tetap tinggi untuk jangka waktu lebih lama, dan melonjaknya harga minyak mentah berdampak terhadap negara-negara pengimpor komoditas tersebut.
Baht terdepresiasi hingga 0,6% menjadi 36,785 per dolar, berada di jalur terburuknya sejak 3 Agustus, karena masih berada di bawah tekanan akibat melambungnya harga minyak, kekhawatiran terhadap pelebaran defisit fiskal dipicu peningkatan belanja pemerintah yang baru saja dilantik, dan data ekonomi yang lemah, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Senin (2/10).
"Stimulus fiskal sebesar ini kemungkinan akan memicu inflasi sampai batas tertentu, terutama jika hal itu terjadi bersamaan dengan pemulihan pariwisata yang berkelanjutan dan perubahan positif dalam siklus perdagangan global," kata analis HSBC .
"Jika stimulus tersebut mendorong CPI inti lebih tinggi dari perkiraan BoT (Bank of Thailand) pada 2024, ada risiko BoT akan melanjutkan siklus pengetatannya."
Analis di Maybank memperkirakan baht - yang ambles 20,7% pada kuartal September dan melorot hampir 6% sepanjang tahun ini - melihat support mata uang tersebut di level 37,07 dan resistance di 36,00.
Sementara itu, indeks saham acuan Thailand menguat 0,4%, setelah berbalik arah dari penurunan 0,7% pada awal sesi. Saham Thailand mencatat kinerja terburuk di kawasan ini.
Di tempat lainnya, rupiah melemah 0,45% menjadi Rp15.520,00 per dolar, mendekati level terendah sejak 11 Januari, sementara IHSG menguat 0,3%.
Data menunjukkan inflasi tahunan Indonesia--perekonomian terbesar di Asia Tenggara--turun menjadi 2,28% sepanjang September, sejalan dengan perkiraan pasar, mendekati batas bawah kisaran target bank sentral.
Ringgit Malaysia dan dolar Singapura menyusut 0,2%, sedangkan peso Filipina sebagian besar tidak berubah.
Ekuitas di kawasan ini sebagian besar relatif stagnan, dengan indeks acuan di Manila, Singapura, dan Seoul hampir tidak bergerak.
Pasar Asia kini menunggu serangkaian data ekonomi sepanjang minggu ini termasuk data inflasi dari Filipina dan Thailand, serta keputusan kebijakan moneter dari Reserve Bank of India.
Sementara itu, pasar di China dan India tutup untuk hari libur nasional. (ef)

Sumber : Admin