Minyak Berjangka Bergairah Lagi Setelah Merosot Tiga Persen
Thursday, April 18, 2024       12:40 WIB

Ipotnews - Harga minyak sedikit berubah, Kamis, setelah anjlok 3% pada sesi sebelumnya karena pasar masih khawatir terhadap permintaan tahun ini dan tanda-tanda bahwa konflik yang lebih luas di wilayah penghasil minyak utama di Timur Tengah dapat dihindari.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 24 sen, atau 0,27%, menjadi USD87,53 per barel pada pukul 12.20 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di New Delhi, Kamis (18/4).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), diperdagangkan 15 sen lebih tinggi, atau 0,18%, menjadi USD82,84 per barel.
Kedua harga minyak tersebut jatuh 3% pada sesi sebelumnya di tengah tanda-tanda permintaan bahan bakar tahun ini lebih rendah dari perkiraan di tengah lesunya pertumbuhan ekonomi China dan karena persediaan minyak AS--konsumen minyak mentah terbesar di dunia--melonjak.
Analis JP Morgan menyoroti bahwa konsumsi minyak dunia sejauh bulan ini tercatat 200.000 barel per hari di bawah perkiraan, rata-rata 101 juta barel per hari. Sejak awal tahun ini, permintaan meningkat 1,7 juta barel per hari, menyusut dari ekspektasi pada November sebesar 2 juta barel per hari.
Pada saat bersamaan, investor mengabaikan kemungkinan Israel akan membalas serangan rudal dan drone Iran pada 13 April, yang dipicu dugaan pembunuhan Israel terhadap pemimpin militer Iran di kawasan diplomatik Suriah pada 1 April.
Iran adalah produsen terbesar ketiga di tubuh Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ), menurut data  Reuters,  dan meredanya konflik dengan Israel akan mengurangi potensi gangguan pasokan di Timur Tengah.
"Brent kini kembali ke level sebelum serangan 1 April terhadap konsulat Iran, menunjukkan bahwa premi risiko serangan dari meningkatnya ketegangan Israel-Iran telah terkikis," kata Vandana Hari, pendiri Vanda Insights.
Meningkatnya persediaan minyak mentah AS juga membatasi harga. Persediaan minyak melonjak 2,7 juta barel menjadi 460 juta barel dalam pekan yang berakhir 12 April, menurut Badan Informasi Energi, hampir dua kali lipat ekspektasi analis dalam jajak pendapat  Reuters  untuk peningkatan 1,4 juta barel.
Stok mengalami lonjakan karena pemanfaatan kilang menurun pada saat pengolahan biasanya meningkat menjelang musim panas yang mendorong permintaan di Amerika.
Stok bensin merosot 1,2 juta barel dalam seminggu menjadi 227,4 juta barel, kata EIA
Stok hasil sulingan, termasuk minyak solar dan minyak pemanas, melorot 2,8 juta barel menjadi 115 juta barel, dibandingkan ekspektasi penurunan 300.000 barel, menurut data EIA.
"Laporan inventaris EIA yang bearish itu tampaknya menjadi peluang sempurna bagi investor untuk mengunci keuntungan setelah kenaikan baru-baru ini," ujar Daniel Hynes, analis ANZ. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru
Wednesday, May 01, 2024 - 17:29 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of LCKM
Wednesday, May 01, 2024 - 17:24 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of LAJU
Wednesday, May 01, 2024 - 17:12 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of MLIA
Wednesday, May 01, 2024 - 17:07 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of MKTR
Wednesday, May 01, 2024 - 17:03 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of MGRO
Wednesday, May 01, 2024 - 16:59 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of META
Wednesday, May 01, 2024 - 16:55 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of RUIS
Wednesday, May 01, 2024 - 16:52 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of RODA
Wednesday, May 01, 2024 - 16:49 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of PRIM
Wednesday, May 01, 2024 - 16:46 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of GOOD