Minyak Dunia Mendidih, Tenaga Baru buat Saham MEDC hingga AKRA
Saturday, March 02, 2024       13:19 WIB

IDXC hannel - Sejumlah saham emitenminyakdan gas (migas) mendapat sentimen positif seiring hargaminyak mentahkembali memanas di tengah spekulasi OPEC + akan memperpanjang pemangkasan pasokan dan ketegangan di Timur Tengah.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Medco Energi Internasional Tbk () melesat 4,20 persen secara harian pada Jumat (1/3/2024).
Hal tersebut memperpanjang reli kenaikan saham menjadi 4 hari beruntun.
Tak pelak lagi, saham tersebut berhasil melonjak 10,08 persen dalam sepekan.
Investor asing tercatat masuk ke saham dengan nilai beli bersih (net buy) Rp6,82 miliar di pasar reguler dalam sepekan.
Selain , saham PT AKR Corporindo Tbk () juga sukses naik 4 hari tanpa jeda, Selasa (27/2) hingga Jumat (1/3) dengan total persentase kenaikan 7,36 persen dalam sepekan.
Kini, harga saham dibanderol di level Rp1.750 per saham.
Berbeda dengan , asing malah melakukan jual bersih (net sell) di saham Rp63,64 miliar dalam sepekan. Artinya, pendorong utama penguatan saat ini adalah investor lokal.
Kendati dalam persentase yang lebih kecil, sejumlah saham migas lainnya juga menguat. Sebut saja, PT Rukun Raharja Tbk () yang naik tipis 0,37 persen dalam sepekan.
Harga Minyak Memanas
Mengutip TradingEconomics, Jumat (1/3), kontrak berjangka (futures) minyak mentah jenisBrentnaik lebih dari 2,5 persen menjadi di atas USD84 per barel, tertinggi dalam empat bulan terakhir.
Minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) juga naik ke level tertinggi dalam empat bulan pada Jumat. Minyak mentah WTI untuk pengiriman April ditutup naik USD1,71 menjadi US$79,97 per barel, tertinggi sejak 6 November.
Kini, semua perhatian pasar tertuju pada pertemuan OPEC + mendatang pada Maret, di mana produsen kemungkinan akan tetap berpegang pada batas produksi sukarela setidaknya hingga Pertemuan Tingkat Menteri pada Juni untuk membantu menstabilkan pasar.
"Ekspektasi bahwa OPEC + akan melanjutkan pengurangan produksi sukarela hingga kuartal kedua 2024 menjadi fokus utama pasar," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates, dikutip dari Reuters, Sabtu (2/3).
Sejumlah sumber menjelaskan kepada Reuters, keputusan untuk memperpanjang pengurangan produksi OPEC + diharapkan terjadi pada minggu pertama Maret, dan masing-masing negara diperkirakan akan mengumumkan keputusan mereka.
"Bertahan pada pengurangan produksi secara sukarela hingga akhir tahun akan menjadi sinyal kuat dan oleh karena itu harus dilihat sebagai hal yang positif terhadap harga," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.
Survei Reuters menunjukkan OPEC memproduksi 26,42 juta barel per hari (bph) pada Februari, naik 90.000 barel per hari dari Januari.
"Kami memperkirakan OPEC + akan mengumumkan perpanjangan kuota produksi sukarela, setidaknya hingga Pertemuan Tingkat Menteri pada Juni untuk memberikan dukungan tambahan pada pasar minyak yang terus diterpa oleh kekhawatiran permintaan dan suku bunga, serta peningkatan pertumbuhan produksi dari Amerika," jelas Helima Croft, Kepala Strategi Komoditas Global dan Riset MENA di RBC Capital Markets.
Ketidakpastian seputar perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, serta serangan Houthi yang sedang berlangsung terhadap pelayaran Laut Merah juga menambah risiko pada harga minyak.
Sementara itu, laporan EIA terbaru menunjukkan peningkatan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan, naik sebesar 4,199 juta barel pada minggu lalu karena perlambatan dalam pemrosesan kilang.
Dalam sepekan, harga minyak naik lebih dari 4%, pulih dari penurunan 2,4% pada periode sebelumnya.

Sumber : idxchannel.com