Minyak Melambung Lebih dari 2% di Tengah Prospek Pemotongan Output OPEC+
Tuesday, November 21, 2023       03:38 WIB

Ipotnews - Minyak mentah melonjak lebih dari 2%, Senin, memperpanjang kenaikan di tengah prospek pengurangan pasokan OPEC + yang semakin dalam untuk menopang harga setelah empat pekan penurunan di tengah ketakutan permintaan dan kekhawatiran atas gangguan pasokan di Timur Tengah akibat konflik Israel-Hamas.
Minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Januari, patokan internasional, ditutup melambung USD1,71, atau 2,12%, menjadi USD82,32 per barel, demikian laporan  Reuters,  di Houston, Senin (20/11) atau Selasa (21/11) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman Desember, meningkat USD1,71, atau 2,25%, menjadi USD77,60 per barel.
Kedua kontrak tersebut ditutup 4% lebih tinggi pada sesi Jumat, setelah tiga sumber OPEC + mengatakan kepada  Reuters  bahwa kelompok produsen itu, yang terdiri dari Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) dan sekutunya termasuk Rusia, mempertimbangkan apakah akan melakukan pengurangan pasokan tambahan ketika bertemu pada 26 November.
Harga minyak anjlok hampir 20% sejak akhir September, sementara selisih antar bulan untuk Brent dan WTI merosot ke contango, minggu lalu. Di pasar contango, harga saat ini lebih rendah dibandingkan bulan-bulan mendatang, itu menandakan pasokan yang mencukupi.
"Jika pemotongan tambahan disepakati, kenaikan harga dalam jangka pendek diperkirakan terjadi, namun dampaknya terhadap harga dalam jangka panjang tampaknya meragukan karena penegakan hukum dan kepatuhan akan menjadi isu utama," ujar Tamas Varga, analis PVM.
Investor juga mencermati perdagangan minyak Rusia setelah Washington menjatuhkan sanksi terhadap tiga kapal yang mengirim minyak mentah Sokol ke India.
Jumat, Moskow mencabut larangan ekspor bensin yang dapat menambah pasokan bahan bakar motor global. Hal ini terjadi setelah Rusia menghapus sebagian besar pembatasan ekspor minyak solar bulan lalu.
Perusahaan energi AS pekan lalu menambah rig minyak dan gas untuk pertama kalinya dalam tiga minggu, ungkap Baker Hughes, Jumat. Jumlah rig minyak dan gas berfungsi sebagai indikator awal produksi di masa depan.
Di Timur Tengah, pejabat AS dan Israel mengatakan kesepakatan untuk membebaskan beberapa sandera yang ditahan di wilayah Gaza yang terkepung semakin dekat meski terjadi pertempuran sengit. (ef)

Sumber : Admin