Minyak Menggeliat Didorong Harapan Pemangkasan Pasokan OPEC+
Friday, February 14, 2020       15:18 WIB

Ipotnews - Harga minyak menguat, Jumat, di jalur untuk kenaikan mingguan pertama dalam enam pekan, didukung ekspektasi bahwa produsen utama akan mengimplementasikan penurunan produksi lebih dalam untuk mengimbangi melambatnya permintaan di China akibat epidemi virus korona.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 13 sen menjadi USD56,47 per barel pada pukul 14.31 WIB, setelah melonjak 1% pada sesi sebelumnya, demikian laporan  Reuters , di Singapura, Jumat (14/2). Brent melambung 3,7% minggu ini, kenaikan pertama sejak pekan 3 Januari.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) 14 sen lebih tinggi menjadi USD51,56 per barel. Kontrak WTI meningkat 0,5% pada sesi Kamis dan sekarang melesat 2,4% untuk pekan ini.
"Harga minyak tampaknya sudah stabil minggu ini di tengah optimisme OPEC + akan sekali lagi melakukan apa pun untuk mengetatkan produksi dan didorong harapan bahwa puncak virus korona semakin dekat," kata Edward Moya, analis OANDA di New York.
Harga minyak mentah anjlok sekitar 20% dari level tertinggi 2020 pada 8 Januari karena kekhawatiran kelebihan pasokan dikombinasikan dengan ketakutan tentang penurunan permintaan bahan bakar di China akibat karantina negara tersebut guna memerangi wabah virus korona yang menghambat aktivitas ekonomi.
Merespons penurunan permintaan, Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) dan produsen sekutunya, kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, mempertimbangkan untuk mengurangi produksi hingga 2,3 juta barel per hari.
"Sentimen tetap hati-hati di seluruh wilayah Asia-Pasifik, karena ketidakpastian virus," kata Margaret Yang, analis CMC Markets, menambahkan bahwa tingkat kehancuran permintaan minyak global yang dipicu virus tersebut masih belum jelas.
Tetapi analis lain memperingatkan dampak permintaan tersebut hanya terbatas pada China sejauh ini.
Sementara itu, Badan Energi Internasional (IEA), Kamis, mengatakan permintaan minyak kuartal pertama 2020 akan turun dibandingkan tahun sebelumnya untuk pertama kali sejak krisis keuangan 2009 akibat wabah virus korona di China. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru