Minyak Menguat di Tengah Kekhawatiran Ketegangan Timur Tengah
Tuesday, February 13, 2024       15:10 WIB

Ipotnews - Harga minyak menguat, Selasa, di tengah kekhawatiran ketegangan di Timur Tengah dapat mengganggu pasokan, namun ketidakpastian mengenai laju potensi pemotongan suku bunga AS dan dampak selanjutnya terhadap permintaan bahan bakar membatasi kenaikan harga minyak.
Minyak berjangka Brent, patokan internasional, naik 19 sen, atau 0,23%, menjadi USD82,19 per barel pada pukul 14.51 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Selasa (13/2).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), bertambah 25 sen, atau 0,32%, menjadi USD77,17 per barel.
Harga minyak hampir mendatar pada perdagangan Senin, setelah melambung sekitar 6%, pekan lalu.
Konflik di Timur Tengah membuat harga-harga tetap tinggi.
Kelompok Houthi, Yaman, yang bersekutu dengan Iran, menembakkan dua rudal, Senin, ke sebuah kapal kargo tujuan Iran di Laut Merah. Kelompok itu menyerang kapal-kapal internasional yang memiliki hubungan komersial dengan Amerika, Inggris dan Israel sejak pertengahan November dengan alasan solidaritas dengan Palestina atas perang Israel-Hamas.
Tindakan Amerika untuk memperketat atau meningkatkan penerapan sanksi terhadap Iran akan berdampak pada pasokan pasar minyak.
Namun kekhawatiran mengenai suku bunga membatasi kenaikan harga. The Fed New York mengatakan Survei Ekspektasi Konsumen periode Januari menunjukkan prospek inflasi satu tahun dan lima tahun dari sekarang tidak berubah, dengan keduanya tetap berada di atas target the Fed sebesar 2%.
Jika kekhawatiran inflasi menunda pemotongan suku bunga the Fed, hal ini dapat mengurangi permintaan minyak dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Data inflasi Amerika akan dirilis malam ini, sedangkan data inflasi Inggris dan Produk Domestik Bruto zona euro bakal diumumkan Rabu.
Pelaku pasar menunggu data industri mengenai persediaan minyak mentah AS yang akan dirilis Selasa. Empat analis yang disurvei  Reuters  memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah naik sekitar 2,6 juta barel dalam sepekan hingga 9 Februari.
Organisasi Negara Eksportir Minyak juga dijadwalkan merilis laporan pasar minyak bulanan, Selasa. Anggota OPEC , Irak, mengatakan pihaknya berkomitmen terhadap keputusan organisasi dan memproduksi tidak lebih dari 4 juta barel per hari.
"Apa yang akan lebih menarik dalam beberapa minggu mendatang adalah keputusan OPEC + untuk melakukan pengurangan pasokan sukarela yang akan berakhir Maret," kata analis ING.
"Balance sheet kami menunjukkan pasar akan mengalami surplus pada kuartal kedua 2024 jika kelompok tersebut gagal untuk melanjutkan sebagian dari pemotongan ini."
OPEC dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC +, akan memutuskan pada Maret apakah bakal memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela pada kuartal pertama.
Pada November, OPEC + menyetujui pengurangan produksi sukarela dengan total sekitar 2,2 juta barel per hari untuk kuartal pertama tahun ini, dipimpin Arab Saudi yang melakukan pemotongan sukarela sebesar 1 juta barel per hari. (ef)

Sumber : Admin