Minyak Menuju Kenaikan Mingguan Keenam di Tengah Pengetatan Pasokan
Friday, January 28, 2022       16:05 WIB

Ipotnews - Harga minyak menguat, Jumat, di jalur menuju kenaikan mingguan keenam, didorong kekhawatiran pasokan yang ketat ketika produsen utama melanjutkan kebijakan kenaikan produksi secara terbatas di tengah meningkatnya permintaan bahan bakar.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional naik 50 sen, atau 0,56%, menjadi USD89,84 per barel pada pukul 15.33 WIB, setelah jatuh 62 sen pada hari sebelumnya, demikian laporan Reuters, di Tokyo, Jumat (28/1). Namun, Brent sempat menyentuh USD91,04 pada sesi tersebut, level tertinggi sejak Oktober 2014.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), meningkar 39 sen, atau 0,45%, menjadi USD87,00 per barel, setelah turun 74 sen pada penutupan Kamis. WTI juga mencapai level tertinggi tujuh tahun di USD88,54 di awal sesi.
Brent dan WTI di jalur kenaikan untuk pekan keenam, rekor mingguan terpanjang sejak Oktober, ketika harga Brent melambung selama tujuh minggu sementara WTI naik selama sembilan minggu.
Tahun ini, harga melambung sekitar 15% di tengah ketegangan geopolitik antara Rusia, produsen minyak terbesar kedua di dunia dan penyedia gas alam utama ke Eropa, dan Barat atas Ukraina serta ancaman terhadap Uni Emirat Arab dari gerakan Houthi Yaman yang menimbulkan kekhawatiran tentang pasokan energi.
"Di mana Brent melintasi level USD90, kita melihat beberapa aksi jual dari kesenangan tersebut, tetapi investor mulai membeli lagi ketika harga turun sedikit karena mereka tetap berhati-hati tentang kemungkinan gangguan pasokan akibat meningkatnya ketegangan geopolitik," kata Tatsufumi Okoshi, ekonom Nomura Securities.
"Pasar memperkirakan pasokan akan tetap ketat karena OPEC Plus terlihat mempertahankan kebijakan yang ada untuk meningkatkan produksi secara bertahap."
Pasar terfokus pada pertemuan 2 Februari Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, kelompok yang dikenal sebagai OPEC Plus.
OPEC Plus kemungkinan akan mempertahankan rencana kenaikan target produksi minyaknya untuk Maret, beberapa sumber dalam kelompok itu mengatakan kepada  Reuters. 
" OPEC berjuang untuk meningkatkan produksi sejalan dengan kenaikan kuota yang disepakati...Akibatnya, kapasitas cadangan berada pada tingkat yang mungkin tidak cukup untuk menutupi gangguan geopolitik," kata analis ANZ Research.
"Kita melihat pasar tetap defisit pada kuartal pertama 2022. Dengan kendala pasokan yang mungkin menjadi ciri pasar minyak untuk sementara waktu, kami melihat pasar menetapkan premi risiko yang cukup besar," kata ANZ, seraya menambahkan bahwa pihaknya menaikkan target harga minyak jangka pendek menjadi USD95 per barel.
Di sisi permintaan, impor minyak mentah di China, importir komoditas terbesar di dunia, dapat rebound sebanyak 7% tahun ini, membalikkan penurunan pada 2021 karena pembeli meningkatkan pembelian untuk unit penyulingan baru dan guna mengisi kembali persediaan yang rendah, papar analis dan petinggi perusahaan minyak. (ef)

Sumber : Admin