Minyak Perpanjang Kenaikan Pekan Lalu di Tengah Ketatnya Pasokan Global
Monday, October 25, 2021       09:14 WIB

Ipotnews - Harga minyak menguat, Senin, memperpanjang kenaikan pekan lalu, dengan WTI menyentuh level tertinggi tujuh tahun karena pasokan global tetap ketat di tengah permintaan yang solid di seluruh dunia ketika ekonomi pulih dari kejatuhan akibat pandemi virus korona.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, bertambah 26 sen, atau 0,3%, menjadi USD85,79 per barel pada pukul 07.48 WIB, mengikuti kenaikan 1,1% Jumat lalu, demikian laporan  Reuters,  di Tokyo, Senin (25/10). Kontrak tersebut mendekati level tertinggi tiga tahun di USD86,10 per barel, yang dicapai Kamis lalu.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), meningkat 48 sen, atau 0,6%, menjadi USD84,24 per barel, setelah melesat 1,5% pada penutupan Jumat. WTI menyentuh level tertinggi sejak Oktober 2014, yakni USD84,28 per barel, di awal sesi.
"Sentimen  bullish  terus mendukung harga minyak karena pasokan global tetap ketat saat permintaan pulih dari pandemi," kata Toshitaka Tazawa, analis Fujitomi Securities Co Ltd.
Harga minyak juga didukung kekhawatiran tentang kekurangan pasokan batu bara dan gas di China, India serta Eropa, yang mendorong peralihan bahan bakar ke solar dan bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik.
Mencerminkan sentimen pasar yang kuat,  money managers  menaikkan  long position  minyak berjangka WTI dan  option position  dalam pekan hingga 19 Oktober, tutur Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas ( CFTC ) Amerika, Jumat.
Akhir pekan lalu, putra mahkota Arab Saudi mengatakan ekspor minyak terbesar dunia itu menargetkan bisa mencapai emisi 'net zero' gas rumah kaca, sebagian besar dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, pada 2060 - 10 tahun lebih lambat dari Amerika Serikat.
Sementara itu perusahaan energi AS pekan lalu memangkas rig minyak dan gas untuk pertama kalinya dalam tujuh minggu, bahkan ketika harga minyak melesat, ungkap perusahaan jasa energi Baker Hughes Co dalam laporannya, Jumat. (ef)

Sumber : Admin