Minyak Sentuh Level Tertinggi Dua Tahun Didorong Ekspektasi Lonjakan Permintaan
Friday, June 11, 2021       03:43 WIB

Ipotnews - Harga minyak melesat ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun dalam perdagangan yang bergejolak, Kamis, di tengah optimisme permintaan yang kuat setelah klaim pengangguran terbaru di Amerika jatuh ke tingkat terendah sejak gelombang pertama Covid-19 negara itu tahun lalu.
Pasar mengesampingkan kejatuhan singkat setelah laporan media menyebutkan Amerika Serikat mencabut sanksi terhadap pejabat minyak Iran.
Departemen Keuangan AS kemudian mengatakan telah menghapus sanksi terhadap tiga mantan pejabat Iran dan dua perusahaan yang sebelumnya terlibat dalam perdagangan produk petrokimia Iran. Pejabat Amerika mengatakan kepada  Reuters  bahwa kegiatan itu "rutin" dan tidak terkait dengan perundingan dengan Iran dalam upaya menghidupkan kembali kesepakatan 2015 untuk membatasi pengembangan senjata nuklirnya.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 30 sen, atau 0,4%, menjadi USD72,52 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, meningkat 33 sen, atau 0,5%, menjadi USD70,29 per barel, demikian laporan  Reuters,  di New York, Kamis (10/6) atau Jumat (11/6) pagi WIB.
Itu adalah penutupan tertinggi untuk Brent sejak Mei 2019, dan WTI sejak Oktober 2018.
Jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran merosot pekan lalu ke level terendah dalam hampir 15 bulan, sementara indeks harga konsumen meningkat pada periode Mei karena cengkeraman pandemi terhadap ekonomi terus mereda.
"Data pengangguran dan tenaga kerja baru-baru ini yang dipublikasikan di (Amerika Serikat) adalah tanda yang positif bahwa pemulihan di negara itu semakin cepat," ujar Louise Dickson, analis Rystad Energy.
"Lebih banyak aktivitas bisnis berarti lebih banyak konsumsi energi, dan ekonomi yang lebih baik merupakan prasyarat yang dibutuhkan untuk meningkatkan lalu lintas darat dan udara."
Organisasi Negara Eksportir Minyak mengatakan permintaan minyak akan naik 6,6%, atau 5,95 juta barel per hari (bph), tahun ini. Perkiraan bulanan itu tidak berubah untuk bulan kedua berturut-turut.
"Harga minyak masih bergerak lebih tinggi. Prospek permintaan terus menguat dan pasokan tidak selalu mengikuti," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, New York.
Namun, Kilduff mencatat, bahwa pasar "telah memperhitungkan dengan sempurna dalam kondisi relatif ketat," dan mengatakan penurunan harga yang singkat pada pertengahan sesi Kamis menunjukkan apa yang dapat terjadi jika Iran atau OPEC Plus menambahkan lebih banyak barel ke pasokan global.
OPEC Plus adalah aliansi antara OPEC dan produsen lain termasuk Rusia.
Analis mengatakan Iran dapat menyediakan sekitar 1 juta hingga 2 juta barel per hari (bph) dalam pasokan minyak tambahan jika kesepakatan tercapai dan sanksi dicabut. (ef)

Sumber : Admin