Morning News Summary (27/09/2023)
Wednesday, September 27, 2023       08:39 WIB

inline-image-big
Seluruh indeks acuan Wall Street mengekor kejatuhan bursa Asia dan Eropa di perdagangan semalam dengan koreksi pada S&P500 dan Nasdaq masing-masing sebesar -1.5%. Tanpa adanya "big factor" yang memicu aksi sell-off kami menilai ini sebagai bukti lain dari terulangnya September Effect.
September merupakan bulan terburuk untuk pasar saham dunia dengan minggu terakhir menjadi yang paling buruk, sejarah membuktikan JCI hanya 1x mengalami kenaikan di minggu terakhir September dalam 10 tahun terakhir.
Beberapa faktor yg memicu aksi sell-off di September menurut Investopedia antara lain :
1). Karena investor mengekspektasikan September Effect akan terjadi maka psikologis membuat pelaku pasar berprilaku lebih negatif.
2). Investor individual khususnya di US cenderung melakukan aksi jual pada aset saham dan reksadana setelah berakhirnya libur musim panas dan naiknya kebutuhan karena mulainya musim masuk sekolah.
3). Investor institusi akan melakukan aksi jual menyambut berakhirnya kuartal ketiga di September untuk merealisasikan keuntungan dan reposisi portfolio.
inline-image-big
Efek musiman ini juga terlihat dari gerak saham di JCI di mana saham-saham yang menjadi pemberat di perdagangan kemarin berasal dari IDXENERGY (Coal, Oil) dan IDXBASIC (Metal) yang merupakan Top Gainer selama 3 bulan terakhir (sama hal-nya di Wall Street di mana saham-saham teknologi yang menjadi penopang rally tahun ini menjadi penggerus di perdagangan semalam).
anyway, karena sifatnya yang musiman tanpa dibarengi sebuah "Big Factor" yang men-trigger, kami pikir efeknya tidak akan panjang. Seperti tesis kami sebelumnya, minggu ini bisa dijadikan momentum yang tepat untuk Buy on Dip.
inline-image-big
Dilihat dari faktor fundental makro sendiri, pelemahan rupiah dapat dimaklumi karena penguatan US Dollar efek kebijakan Higher-for-Longer dari The FED menekan seluruh mata uang dunia. Meskipun begitu hingga kini rupiah masih menjadi mata uang paling outperform di dunia dengan apresiasi -0.4% terhadap USD tahun ini (vs US Dollar Index/DXY +2.6% YTD).
Dari komoditas, mayoritas harga komoditas metal turun kemarin karena berlanjutnya penguatan USD (namun pagi ini USD berbalik melemah). Komoditas Energy menguat; WTI Oil +1.0%, Newcastle Coal +1.4%.
o
Lembaga pemeringkat rating S&P menaikkan credit rating dari B+ menjadi BB+ dg outlook stabil (Kontan).
o
Mengakuisisi sebanyak 54 menara telekomunikasi milik PT XL Axiata Tbk () dan menyewakannya kembali sebanyak 53 menara kepada dg Nilai Transaksi sebesar Rp36.6 Miliar (Investor).
o
Melalui anak usahanya, PT Tanito Harum Nickel dan PT Harum Nickel Perkasa, menyelesaikan transaksi pembelian 51% saham PT Infei Metal Industry dari Central Halmahera Holding Pte Ltd dg total transaksi mencapai Rp1Tr (Investor).
o
RUPS menyetujui pembagian dividen tunai tahun buku 2022 sebesar US$ 41.2 juta atau US$0.049 pe lembar setara 80% dari laba bersih. Dengan asumsi kurs 15.400 rupiah per dolar dibanding penutupan Selasa (26/9), maka indikasi dividend yield adalah 11.3% (Bisnis).
o Agenda Korporasi
27 September 2023
CashDeviden CumDate :
29 September 2023
RUPS : , ,
02 Oktober 2023
RUPS :
o Agenda Ekonomi
1. US - Pidato Anggota FOMC Bowman
2. US - Inventori Minyak Mentah
 Disclaimer On 
IndoPremier Wealth Management

Sumber : IPS RESEARCH