Mudahkan Likuiditas Dengan Mengoleksi ETF Saham Big Cap dan Kaya Sektor Finansial
Tuesday, January 09, 2024       09:29 WIB

Ipotnews - Dengan alasan likuiditas mudah, investor disarankan untuk mengoleksi ETF berbasis saham kapital besar (big cap) untuk perdagangan Selasa (9/1), dan sertakan juga ETF berkonten saham sektor finansial yang tinggi (di atas 50%).
"Pilihan ETF antara lain (Premier ETF SriKehati), (Premier ETF Pefindo I-Grade), ETF (Premier ETF MSCI Indonesia Large Cap), (BNI-AM MSCI Indonesia ETF), dan NJ (BNP Paribas IDX30 Growth ETF) ini adalah ETF yang bersifat passive (indexing)," papar ETF Desk Indo Premier Sekuritas dalam catatannya pagi ini.
Global Market Wrap
Wall Street rebound ditopang reversal saham teknologi menyusul komentar dewan gubernur The FED, Michelle Bowman, yang menyebutkan inflasi dapat terus jatuh ke target 2% denga suku bunga ditahan pada level saat ini & akan diturunkan jika tekanan inflasi terus mereda. Komentar ini membuat DJI, Nasdaq, dan S&P500 meningkat sementara futures bursa saham Asia kompak menguat diperdagangan pagi ini.
DJI - 37,683 (+0.58%)
S&P500 - 4,763 (+1.41%)
NASDAQ - 16,649 (+2.11%)
SSEC - 2,887 (-1.42)
EIDO - 22.53 (-0.27%)
Indo 10Y Yield - 6.818 (+1.53%)
USD-IDR - 15,502 (0.00%)
Dari komoditas, minyak jatuh -4.1% ke bawah level $71/barrel setelah Arab Saudi menurunkan harga jual minyak ke seluruh wilayah dunia menyusul pasar Asia sebelumnya, turunnya harga minyak membuka peluang proses penurunan inflasi global dan peluang pelonggaran suku bunga bank sentral.
"Domestik, setelah koreksi sehat kemarin, kami melihat investor asing terus mengambil momentum untuk menambah alokasi di sektor bank."
Berikut update pasar untuk hari ini:
Metals: Harga nikel sulphat untuk baterai kendaraan listrik (NiSO4) & MHP tercatat melemah US$14.8k/t & US$11.2k/t (-32%/-33% yoy) akibat turunnya demand EV pasca dihapuskannya tarif subsidi & pelambatan ekonomi China. Namun supply yang meningkat terutama dari produsen Indonesia membuat koreksi harga tidak terhindarkan. Kami menyukai emiten non-nickel seperti & sementara menjadi pilihan satu satunya karena keunggulan biaya kas yang rendah dibanding kompetitor. Imbas negatif dari harga nikel terhadap EBITDA. Maintain Neutral.
: Bursa Efek Indonesia (BEI) masih belum membuka perdagangan saham perusahaan tambang PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (), sejak disuspensi pada 19 Desember 2023 lalu. Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI mengatakan pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap saham emiten tambang milik Prajogo Pangestu tersebut dan tidak menampik bila nanti bisa ditindaklanjuti ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun dikatakan, proses pemeriksaan ini sebentar lagi akan selesai.
: Alokasikan belanja modal sebesar Rp300bn di FY24F untuk pembangunan 3 pabrik. juga targetkan laba bersih tumbuh dua digit dalam beberapa tahun ke depan.
Fuel Price: Pemerintah memberi kuota subsidi Pertalite yang lebih rendah di FY24 menjadi 31.7mn kL (vs 32.6mn kL) karena realisasi yang dibawah target Pemerintah.

Sumber : admin

berita terbaru
Friday, May 03, 2024 - 10:44 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of JTPE
Friday, May 03, 2024 - 10:42 WIB
Pertumbuhan Bisnis UMKM Q1 2024 Melambat
Friday, May 03, 2024 - 10:40 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of KBLV
Friday, May 03, 2024 - 10:36 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of DMMX
Friday, May 03, 2024 - 10:31 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of CBRE
Friday, May 03, 2024 - 10:21 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of ARKO