Jakarta, CNN Indonesia - Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.020 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (15/1) sore. Posisi ini menguat 39 poin atau 0,28 persen dari Rp14.059 persen pada Kamis (14/1).
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.068 per dolar AS atau menguat dari Rp14.119 per dolar AS pada Kamis kemarin.
Pada perdagangan sore ini, rupiah hanya menguat bersama yen Jepang 0,09 persen. Sedangkan mata uang Asia lainnya berada di zona merah dan yuan China stagnan.
Dolar Singapura melemah 0,18 persen, rupee India minus 0,16 persen, baht Thailand minus 0,16 persen, won Korea Selatan minus 0,12 persen, dolar Hong Kong minus 0,01 persen, ringgit Malaysia minus 0,01 persen, dan peso Filipina minus 0,01 persen.
Begitu juga dengan mayoritas mata uang utama negara maju yang melemah dari dolar AS. Hanya franc Swiss yang menguat 0,01 persen dari dolar AS.
Sisanya, dolar Australia melemah 0,58 persen, dolar Kanada minus 0,39 persen, rubel Rusia minus 0,32 persen, poundsterling Inggris minus 0,29 persen, dan euro Eropa minus 0,27 persen.
Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong melihat penguatan nilai tukar rupiah ditopang oleh rilis neraca perdagangan dari Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu surplus US$21,74 miliar. Ini merupakan surplus tertinggi sejak 2011, meski di tengah pandemi virus corona atau covid-19.
"Surplus perdagangan cukup solid," ucap Lukman kepada CNNI ndonesia.com.
Penguatan karena sentimen ini berhasil menahan rupiah dari potensi pelemahan ketika mata uang lain justru tertekan dari dolar AS. Sebab, mata uang negeri Paman Sam itu sebenarnya menguat hari ini.
"Pasar masih wait and see menjelang inagurasi Biden dan stimulus US$1,9 triliun darinya. Pasar masih menunjukkan sinyal yang mixed untuk itu," tandasnya.

Sumber : CNNINDONESIA.COM