Optimisme Vaksin Bebani Pasar, Dolar Tergelincir ke Level Terendah Satu Pekan
Wednesday, November 18, 2020       05:16 WIB

Ipotnews - Dolar jatuh ke level terendah satu pekan, Selasa, dalam perdagangan yang relatif tenang, masih terbebani optimisme atas vaksin virus korona yang kedua.
Prospek dolar tetap suram dengan The Fed dan Kongres AS siap untuk berbuat lebih banyak guna meredakan kerusakan ekonomi akibat Covid-19.
Euro, poundsterling, franc Swiss, dan yen menguat terhadap dolar, sementara yuan mencapai level tertinggi terhadap  greenback  sejak Juni 2018, demikian laporan  Reuters  dan  Xinhua,  di New York, Selasa (17/11) atau Rabu (18/11) pagi WIB.
Pabrikan obat Moderna menjadi perusahaan farmasi Amerika Serikat kedua dalam seminggu yang melaporkan hasil positif dari uji coba vaksin Covid-19, yang dianggap sangat penting untuk mengatasi pandemi.
Respons pembuat kebijakan terhadap rekor jumlah kasus virus korona, rawat inap, dan kematian di beberapa negara bagian Amerika kemungkinan tetap menjadi perhatian yang lebih besar.
"Cerita terbesarnya masih tentang Covid-19 dan tekanan jangka pendek yang akan ditimbulkannya tidak hanya di Amerika, tetapi juga di luar negeri. Dan itu akan memaksa Kongres atau Federal Reserve untuk berbuat lebih banyak," kata Edward Moya, analis OANDA di New York.
"Apakah kita akan mendapatkan stimulus setelah (Presiden terpilih) Joe Biden menjabat atau apakah The Fed berbuat lebih banyak, lintasan bagi dolar cukup jelas: itu akan jauh lebih rendah."
Pada perdagangan petang, Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama, jatuh ke level terendah satu pekan, dan terakhir bertengger di 92,426, turun 0,1%.
Chairman The Fed, Jerome Powell, Selasa, mengatakan pihaknya berkomitmen untuk "menggunakan semua alat guna mendukung pemulihan selama yang dibutuhkan sampai semuanya benar-benar selesai." Dia membuat komentar tersebut pada acara virtual yang diselenggarakan Bay Area Council di California.
Amo Sahota, Direktur Eksekutif Klarity FX di San Francisco, mengatakan para petinggi bank sentral "mencoba menyesuaikan kembali ekspektasi pasar tentang dunia pasca-Covid."
Dia menambahkan Powell mengindikasikan "setelah kita melewati periode Covid dan kita memiliki vaksin, kita tidak akan memiliki ekonomi yang sama seperti sebelumnya."
Data makro yang menunjukkan penjualan ritel Amerika naik kurang dari ekspektasi pada Oktober memiliki dampak minimal terhadap dolar. Penjualan ritel naik 0,3% bulan lalu, tutur Departemen Perdagangan, Selasa. Ekonom yang disurvei  Reuters  memperkirakan penjualan ritel naik 0,5% pada Oktober.
Terhadap yen, dolar turun 0,4% menjadi 104,20, sedangkan euro naik tipis 0,1% menjadi USD1,1862.
Namun, euro jatuh terhadap pound yang secara luas lebih tangguh, yang menguat di tengah laporan media bahwa Inggris dapat mencapai perjanjian perdagangan pasca-Brexit dengan Uni Eropa awal pekan depan. Euro terakhir turun 0,3% versus sterling di 89,47 pence.
Yuan di pasar  offshore  mencapai level tertinggi sejak Juni 2018 terhadap dolar di 6,5457, karena data ekonomi yang positif terus mendukung mata uang China itu.
Pada akhir perdagangan di New York, pound naik menjadi USD1,3258 dari USD1,3189 di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun ke posisi USD0,7304 dari USD0,7313. Sementara,  greenback  melemah jadi 0,9105 franc Swiss dari 0,9126 franc Swiss, dan menyusut ke level 1,3084 dolar Kanada dari 1,3096 dolar Kanada. (ef)

Sumber : Admin