Output AS dan Penurunan Aktiviitas Penyulingan China Tekan Harga Minyak
Thursday, June 14, 2018       16:58 WIB

Ipotnews - Pergerakan harga minyak mentah di bursa komoditas Asia hari ini, Kamis (14/6) cenderung melemah, tertekan oleh peningkatan output minyak mentah AS dan penurunan aktivitas penyulingan China. Penurunan harga minyak tertahan oleh kenaikan konsumsi bahan bakar dan penurunan persediaan minyak mentah AS.
China melaporkan penurunan aktivitas kilang dari 12,06 juta barel per hari (bpd) pada bulan April menjadi 11,93 juta barel per hari pada bulan Mei, meskipun masih naik sebesar 8,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Minyak mentah Brent di bursa berjangka turun 27 sen, atau 0,4% berada di level USD76,47 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) berada di level USD66,61 per barel, turun 3 sen dari posisi terakhir.
Ikut membebani harga adalah kenaikan produksi minyak AS, yang mencapai rekor mingguan 10,9 juta bph pekan lalu, berdasarkan data Administrasi Informasi Energi (EIA). Produksi minyak mentah AS telah meningkat hampir 30 persen dalam dua tahun terakhir, mendekati produksi produsen terbesar dunia Rusia, ysekitar 11,1 juta bph dalam dua pekan pertama Juni. Melebihi produksi Arab Saudi, yang menghasilkan sedikit di atas 10 juta bpd.
Namun peningkatan output AS terjadi di tengah permintaan yang kuat. Data EIA , menunjukkan konsumsi bensin AS naik ke rekor 9,8 juta bpd pekan lalu, sedangkan persediaan minyak mentah AS turun 4,1 juta barel, menjadi 432,4 juta barel.
Lonjakan output Amerika memberikan tekanan pada produsen lain dengan mengancam pangsa pasar mereka. Produksi Rusia dan Saudi telah dikurangi secara sukarela sejak tahun 2017, untuk menopang harga. Kenaikan harga minyak Brent sekitar 180 persen dari posisi terendah 2016 dan permintaan yang meningkat, OPEC dan Rusia berencana segera mengakhiri pengurangan pasokan mereka.
OPEC , bersama dengan Rusia, akan secara resmi bertemu di Wina pada 22 Juni untuk membahas kebijakan produksinya. "Kami berharap OPEC dan negara non- OPEC lainnya akan setuju untuk meningkatkan output dan mengikuti Deklarasi Kerjasama," kata analis bank Barclays Inggris, seperti diktuip Reuters (14/6). (Reuters)

Sumber : Admin