PLTU Di Sejumlah Negara Akan Beroperasi, ADRO Antisipasi Kebutuhan Batubaranya
Thursday, May 16, 2019       16:56 WIB

Ipotnews - Tahun depan bisa dipastikan pembangkit listrik tenaga uap ( PLTU ) akan beroperasi di sejumlah negara sehingga menjadi peluang bagus bagi emiten pertambangan batubara, seperti PT Adaro Energy Tbk () untuk mengantisipasinya.
Langkah antisipasi memang akan dilakukan dan salah satu caranya adalah mempertahankan produksi batu bara di level 54 juta ton hingga 56 juta ton dalam 15--20 tahun ke depan.
Menurut Presiden Direktur dan Chief Executive Officer , Garibaldi Thohir, permintaan batu bara sejauh ini masih dalam kondisi baik dan tidak terjadi kenaikan namun dalam level stabil.
Garibaldi juga menjelaskan bahwa dari suplai tambang-tambang baru tidak bertambah signifikan, sebab masih terdapat kesulitan untuk mendapatkan pendanaan dari perbankan guna membuka tambang baru.
Dengan tidak adanya pembiayaan baru dari perbankan itu maka pasokan baru tidak meningkat. Kondisi itu dipastikan bisa membuat harga menjadi lebih stabil.
"Kalau tidak ada pemain baru berarti harga bisa stabil di atas US$80 per ton," jelas Garibaldi seperti dikutip bisnis.com di Jakarta, Rabu (15/5) sambil menekankan permintaan batu bara akan bertambah. Hal tersebut sejalan dengan beroperasinya sejumlah pembangkit listrik tenaga uap ( PLTU ) baru di Indonesia, Vietnam, Jepang, dan India. "Tahun depan kami harus antisipasi karena PLTU banyak yang komersial tetapi saya lihat pasokan akan terbatas," tambahnya.
Selain itu, juga akan memacu produksi coking coal melalui dua entitas anak usaha, Kestrel Coal Resources Pty Ltd. (Kestrel) dan Adaro MetCoal (AMC).
, dalam tiga tahun ke depan, memproyeksikan produksi coking coal Kestrel Coal Resources akan menembus 7 juta ton hingga 8 juta ton dari 6,5 juta ton pada 2019. Perseroan juga akan mengerek produksi Adaro MetCoal dari 1 juta ton menjadi 3 juta ton dalam 2 tahun--3 tahun ke depan. (winardi)

Sumber : Admin