PP Presisi (PPRE) Bidik Pendapatan Besar Tahun Depan, Begini Upayanya
Thursday, November 24, 2022       17:13 WIB

JAKARTA, investor.id - PT PP Presisi Tbk () targetkan pendapatan mampu bertumbuh hingga 20%-25% pada 2023. Target ini akan dicapai dengan  winning  strategi yang sudah disiapkan oleh perseroan.
Dalam paparan publik, Direktur Utama PP Presisi Rully Noviandar menjelaskan,  winning  strategi yang dimaksud yakni optimalisasi alat berat, peningkatan kapasitas keuangan, peningkatan kapabilitas SDM, penerapan sistem SCM tersentralisasi, dukungan  IT & equipment technology , serta peningkatan tata kelola perusahaan.
"Diharapkan melalui upaya-upaya tersebut, fokus kami pada jasa pertambangan yang terintegrasi dapat segera terwujud yang akan memberikan  better profit, better cashflow  dan pada akhirnya meningkatkan nilai tambah bagi  stakeholder ," jelas Rully kepada Investor Daily, Kamis (24/11/2022).
Soal komposisinya, Rully menambahkan, diproyeksikan didominasi oleh jasa pertambangan atau  mining services  yang ditargetkan mampu menyumbang pendapatan lebih dari 50%. Sebagai informasi jasa pertambangan yang ditawarkan oleh meliputi jasa tambang nikel, bauksit dan juga batu bara.
"Sedangkan sisanya akan ditopang oleh pekerjaan sipil atau  construction services ," ujarnya.
Lebih lanjut, perseroan juga akan melakukan perluasan pemasaran pada semua lini bisnis usaha. Salah satunya pada pekerjaan sipil dengan mencermati peluang kontrak pengerjaan jalan,  hauling road  pada beberapa proyek yang didanai dari APBN maupun proyek strategis nasional (PSN) sebagai kontraktor utama.
Untuk diketahui hingga Oktober 2022 telah mengantongi kontrak baru berjumlah Rp 4,18 triliun dengan komposisi kontrak yang berasal dari grup atau PT PP Tbk () sebagai induk usaha sebesar 11,1% dan dari non grup sebesar 88,9%. Jumlah kontrak baru tersebut mendekati target perolehan kontrak baru pada 2022 yakni Rp 5,9 triliun.
Sementara itu, hingga kuartal III-2022, berhasil mengantongi kenaikan untung sebesar Rp 144,5 miliar. Jumlah itu melesat 34,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 107,4 miliar.
Meningkatnya laba, kata Rully, sejalan dengan pencapaian pendapatan sebesar Rp 2,6 triliun yang mengalami peningkatan 40% apabila dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 1,8 triliun. Kontribusi pendapatan pada lini bisnis jasa pertambangan telah mencapai sebesar 27,3%.
"Pencapaian  revenue  tersebut merupakan hal yang menggembirakan di tengah fokus perseroan pada pengembangan bisnis jasa pertambangan ke depan sebagai sumber  recurring income ," kata dia.
Ia menyebutkan bahwa, fokus tersebut tentunya juga selaras dengan kebijakan pemerintah dalam program hilirisasi tambang dengan menggeliatnya pembangunan smelter yang mendorong permintaan akan bahan baku baterai yang menyebabkan peningkatan harga pada nikel.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan Arif Iswahyudi mengatakan, bahwa perseroan sebelumnya telah menerbitkan penawaran umum Obligasi Berkelanjutan I PP Presisi Tahun 2022 (obligasi) yang digunakan untuk menambah  fleet  jasa pertambangan yang dibutuhkan seiring dengan peningkatan dan proyeksi kontrak baru. Hasil penawaran umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan 1 Tahap 1 Tahun 2022 Rp 202,9 miliar dengan biaya penawaran umum obligasi Rp 4,9 miliar, sehingga perolehan hasil bersih Rp 198 miliar dengan perencanaan penggunaan 70% belanja modal dan 30% modal kerja.
Adapun realisasi penyerapan penggunaan dana obligasi per September 2022 yaitu belanja modal mencapai Rp 77,2 miliar (56%) dari target Rp 138,6 miliar dan modal kerja Rp 56,8 miliar (96%) dari target Rp 59,4 miliar. "Sehingga kami masih memiliki kelonggaran dalam menggunakan dana obligasi untuk menambah fleet jasa pertambangan," pungkas Arif.

Sumber : Investor.id