Paket Stimulus Amerika Tak Mampu Angkat Sentimen Pasar, Tembaga Merosot
Friday, March 27, 2020       04:08 WIB

Ipotnews - Harga tembaga merosot, Kamis, karena pasar yang  volatile  dan pukulan terhadap permintaan logam akibat pandemi virus korona melampaui dorongan dari paket stimulus besar-besaran Amerika Serikat.
Harga patokan tembaga di London Metal Exchange (LME) menyusut 1% menjadi USD4.805 ton pada pukul 24.27 WIB, demikian laporan  Reuters , di London, Kamis (26/3) atau Jumat (27/3) dini hari WIB. Logam itu, yang digunakan sebagai ukuran kesehatan ekonomi, melambung 5% selama dua sesi terakhir.
RUU paket stimulus Amerika senilai USD2 triliun yang ditujukan untuk membantu pekerja yang menganggur dan industri yang dirugikan oleh epidemi virus korona gagal untuk mendorong harga tembaga.
"Selama langkah-langkah untuk menahan virus tetap ada di sebagian besar dunia, tidak ada yang dapat dilakukan oleh pembuat kebijakan untuk membalikkan penurunan harga tembaga," kata Asisten Ekonom Komoditas Capital Economics, Kieran Clancy.
Sementara itu, jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran melonjak ke rekor lebih dari 3 juta, pekan lalu, karena langkah-langkah yang ketat untuk menahan pandemi virus korona membuat aktivitas ekonomi negara itu berhenti mendadak.
China daratan melaporkan tidak ada kasus baru yang ditularkan secara lokal dari virus korona untuk keenam kalinya dalam delapan hari, tetapi kasus impor meningkat ketika Beijing meningkatkan kontrol untuk mencegah kebangkitan infeksi tersebut.
Raksasa tambang tembaga, Codelco, mengatakan akan menunda pembangunan beberapa proyek termasuk tambang Chuquicamata dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus korona.
Sumitomo Corp akan menangguhkan operasinya di tambang perak-timah San Cristobal, Bolivia, dan tambang nikel Ambatovy di Madagaskar untuk mencegah penyebaran virus korona.
Terminal ekspor Afrika Selatan akan ditutup untuk mengekspor mineral mulai tengah malam, ketika  lockdown  selama 21 hari secara nasional dimulai, mengganggu pasokan tembaga dan kobalt dari Republik Demokratik Kongo dan Zambia.
Persediaan aluminium di gudang yang disetujui LME meningkat 17.625 ton menjadi 947.300 ton, level tertinggi sejak 20 Desember.
Harga aluminium LME naik 0,5% menjadi USD1.545 ton, setelah menyentuh level terendah sejak 2016 di posisi USD1.528.
Pasar seng global beralih ke surplus 35.600 ton pada Januari, sementara defisit pasar timbal menyusut menjadi 3.100 ton pada bulan yang sama, data industri menunjukkan.
Toko dan otoritas lokal di China memangkas harga dan membagikan kupon diskon senilai jutaan dolar untuk memulai perekonomian.
Harga logam dasar lainnya di kompleks LME, seng melonjak 1,2% menjadi USD1.858 per ton, timbal melesat 2,7% menjadi USD1.689 per ton, timah turun 0,8% menjadi USD14.180 per ton sedangkan nikel melorot 1% menjadi USD11.175 per ton. (ef)

Sumber : Admin