Pasar Tunggu Arah Suku Bunga The Fed Maupun BI, Rupiah Melemah di Sesi Siang
Wednesday, March 20, 2024       12:24 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah melemah siang ini terhadap dolar AS. Hal ini karena pelaku pasar sedang mewaspadai pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia maupun bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve bulan Maret 2024 yang semakin dekat.
Mengutip data Bloomberg pada Rabu (20/3) pukul 12.00 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan di level Rp15.738 per dolar AS, melemah 21 poin atau 0,13% dibandingkan Selasa sore (19/3) di level Rp15.717 per dolar AS.
Ekonom Senior PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto mengatakan nilai tukar rupiah kembali tertekan. "Pelaku pasar menunggu hasil dari RDG yang akan diumumkan hari ini yang kemungkinan besar belum akan merubah stance kebijakan moneter yang masih pro-stability," kata Rully dalam keterangan tertulis hari ini.
Selain itu, pelaku pasar hari ini akan menunggu hasil rapat FOMC . "Terutama terkait dengan signal arah suku bunga ke depan, yang akan tercermin dari publikasi Summary of Economic Projections," ujar Rully.
Saat ini pelaku pasar sedang menantikan keputusan suku bunga acuan bank sentral pekan ini, baik dari Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) maupun pertemuan Federal Open Market Committee ( FOMC ) The Fed.
BI menggelar RDG pada Selasa dan Rabu (19-20 Maret 2024) dan mengumumkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada Rabu.
Sementara itu, FOMC atau komite kebijakan bank sentral AS the Fed juga menggelar rapat kebijakan pada 19-20 Maret 2024.The Fed diperkirakan akan mempertahankan kisaran suku bunga Federal Fund Rate di kisaran 5,25%-5,5%
Para investor sebagian besar memperkirakan bahwa the Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada pertemuan Juni atau Juli mendatang.
Pelaku pasar juga merespon positif langkah BOJ, yang untuk pertama kalinya menaikkan suku bunga kebijakan dari -0,1% menjadi 0,1%. Langkah tersebut merupakan normalisasi kebijakan moneter setelah sejak tahun 2016 suku bunga kebijakan berada pada level negatif.
"Saat ini prospek ekonomi Jepang dinilai cukup baik dengan inflasi yang cenderung semakin stabil," pungkas Rully.
(Adhitya)

Sumber : admin