Pasar Cermati Tensi Perdagangan dan Kebijakan The Fed, Dolar Ceria
Thursday, June 13, 2019       05:41 WIB

Ipotnews - Dolar menguat, Rabu, karena ketegangan perdagangan dan kebijakan suku bunga Amerika tetap menjadi fokus setelah Presiden Donald Trump menyatakan optimisme bisa membuat kesepakatan dagang dengan China.
Dolar berada di bawah tekanan baru-baru ini karena perang perdagangan AS-China mengancam pertumbuhan ekonomi global, menambah spekulasi bahwa Federal Reserve lebih dekat dengan pemotongan suku bunga, demikian laporan  Reuters  dan  Xinhua , di New York, Rabu (12/6) atau Kamis (13/6) pagi WIB.
Depresiasi berkelanjutan terhadap euro belum muncul, karena  greenback  masih mendapatkan dorongan dari suku bunga yang relatif lebih tinggi ketimbang di Eropa.
"Kita masih memiliki perbedaan yang sangat besar antara Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa, dan itulah yang sebenarnya menghalangi reli euro/dolar yang berkelanjutan berdasarkan ekspektasi tentang apa yang akan dilakukan The Fed ke depan," kata Bipan Rai, analis CIBC Capital Markets di Toronto.
Dolar menguat, Rabu, setelah Trump mengatakan dia memiliki "perasaan" bahwa kesepakatan perdagangan AS-China dapat tercapai, meski kembali mengancam akan menaikkan tarif barang-barang China jika tidak ada kesepakatan yang dicapai.
Euro turun karena Trump mengatakan dia mempertimbangkan sanksi atas proyek pipa gas alam Nord Stream 2 Rusia dan memperingatkan Jerman agar tidak bergantung pada Rusia untuk memenuhi kebutuhan energi.
Dolar sempat jatuh pada sesi awal Rabu setelah Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan indeks harga konsumen naik 0,1 persen bulan lalu. Tidak termasuk komponen pangan dan energi yang  volatile , CPI inti menguat 0,1 persen untuk bulan keempat berturut-turut.
Indikator ekonomi utama berikutnya yang menjadi fokus utama adalah data penjualan ritel untuk periode Mei, bakal dirilis Jumat.
The Fed diperkirakan tidak akan memangkas suku bunga ketika bertemu pada 18-19 Juni, meski investor akan mencermati setiap sinyal yang baru bahwa pemangkasan semakin dekat.
Pedagang suku bunga berjangka sekarang memperhitungkan peluang 21 persen untuk pemotongan pada bulan ini, dan kemungkinan 85 persen untuk setidaknya satu kali pemotongan pada pertemuan Juli.
Investor juga khawatir pertempuran perdagangan akan menyebar ke Jepang dan Eropa, dengan Trump, Selasa, menuduh Eropa mendevaluasi mata uang tunggal zona euro tersebut.
"Euro dan mata uang lainnya didevaluasi terhadap dolar, menempatkan AS pada posisi yang tidak menguntungkan," tulis Trump di Twitter.
Sterling juga turun, Rabu, setelah anggota parlemen Inggris menggagalkan upaya kubu oposisi yang dimotori Partai Buruh untuk mencoba memblokir Brexit tanpa kesepakatan dengan merebut kendali agenda parlemen dari pemerintah.
Indeks dolar, ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama, naik 0,33 persen menjadi 96,9989 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan di New York, euro jatuh menjadi USD1,1286 dari USD1,1332 dan pound Inggris turun menjadi USD1,2687 dari USD1,2722 di sesi sebelumnya. Dolar Australia menyusut ke posisi USD0,6926 dari USD0,6959.
Sementara itu, dolar AS dibeli 108,50 yen, lebih tinggi dari 108,49 yen pada sesi sebelumnya. Kurs  greenback  naik menjadi 0,9956 franc Swiss dari 0,9918 franc Swiss, dan menguat ke level 1,3332 dolar Kanada dari 1,3286 dolar Kanada. (ef)

Sumber : Admin