Pasar Khawatirkan Permintaan Global, Minyak Berjangka Merosot USD1
Thursday, September 05, 2024       03:46 WIB

Ipotnews - Harga minyak mentah merosot lebih dari USD1 per barel, Rabu, dalam perdagangan yang bergejolak, dengan trader mengkhawatirkan permintaan dalam beberapa bulan mendatang ketika produsen minyak memberikan sinyal beragam tentang peningkatan pasokan.
Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup anjlok USD1,05, atau 1,42%, menjadi USD72,70 per barel, demikian laporan  Reuters,  di Houston, Rabu (4/9) atau Kamis (5/9) pagi WIB.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, melorot USD1,14, atau 1,62%, menjadi USD69,20 per barel.
Selama sesi tersebut, kedua patokan itu berayun dari penurunan USD1 hingga kenaikan USD1 menyusul berita OPEC + sedang membahas penundaan kemungkinan penambahan output karena produksi Libya diperkirakan meningkat.
Dalam aksi jual yang lebih luas, harga minyak mentah Brent jatuh sebanyaknya 11%, atau sekitar USD9, dalam waktu lebih dari seminggu, mencapai titik terendah USD72,63 pada sesi Rabu.
Data yang melempem dari Amerika dan China memperkuat ekspektasi ekonomi dan permintaan minyak global yang lebih lemah, membantu memicu kejatuhan yang lebih luas di pasar dunia.
"Yang jelas kekhawatiran tentang perlambatan manufaktur," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group. "Itu satu-satunya hal negatif yang kami lihat."
Sementara itu, trader yakin sengketa yang menghentikan ekspor minyak Libya akan segera berakhir, yang akan membawa lebih banyak pasokan minyak mentah kembali beroperasi.
"Aksi jual ini mengalihkan perhatian pada tanggapan OPEC +, yang minggu lalu tampaknya akan memulai kenaikan produksi yang direncanakan pada Oktober," tulis Alex Hodes, analis StoneX. "Kelompok tersebut sekarang khawatir tentang harga dan sumber mengatakan bahwa penundaan kenaikan tersebut sekarang sedang dibahas."
Rilis data terbaru memicu kekhawatiran tentang lemahnya permintaan dari China--importir minyak mentah terbesar di dunia--dan konsumsi Amerika yang terpukul.
Sabtu, data China menunjukkan aktivitas manufaktur merosot ke level terendah dalam enam bulan sepanjang Agustus, ketika pertumbuhan harga rumah baru melambat.
Selasa di Amerika, data Institute for Supply Management memperlihatkan aktivitas manufaktur tetap lesu.
Data persediaan minyak mingguan Amerika tertunda karena libur Hari Buruh, Senin. Laporan dari American Petroleum Institute dirilis Rabu petang waktu setempat, dan data dari Badan Informasi Energi AS akan dipublikasikan Kamis pada pukul 22.00 WIB.
Stok minyak mentah dan bensin AS diperkirakan turun minggu lalu, menurut jajak pendapat awal  Reuters. 
Meski trader pesimistis terhadap kekhawatiran permintaan, perubahan pasokan dapat dengan mudah mengubah sentimen, ucap Flynn.
"Kita bisa berubah dalam sekejap," katanya. "Itu bisa dengan mudah berubah positif. Kita bisa melihat penarikan minyak mentah yang cukup baik hari ini." (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru