Pasca Integrasi dengan Pertagas, Analis Belum Ubah Rekomendasi Hold Saham PGAS
Wednesday, July 04, 2018       17:41 WIB

Ipotnews - Kalangan analis bersikap hati-hati dalam proses integrasi BUMN holding migas, khususnya integrasi PT Perusahaan Gas Negara Tbk () ke dalam tubuh PT Pertamina (persero) sebagai holding.
Sikap hati-hati ini terkait posisi SAKA Energy (anak perusahaan ) yang masih dalam negosiasi dengan pemerintah karena secara alamiah ( SAKA ) fokus kepada bisnis migas hulu (Pertamina juga memiliki unit usaha hulu sub holding).
Jadi terdapat kemungkinan SAKA ke depan juga akan dikonsolidasikan ke Pertamina. Penting dicatat, SAKA berkontribusi sekitar 16,6 persen terhadap total pendapatan di periode kuartal pertama 2018 (1Q18). Pada tahap ini, Analis PT Indo Premier Sekuritas, Hasan mempertahankan proyeksi dan rekomendasi Hold terhadap saham untuk mengantisipasi karena masih akan mereview perkembangan integrasi ini.
Akuisisi Pertagas
Aksi korporasi baru-baru ini adalah akuisisi terhadap Pertagas. Alasan dibalik hal tersebut yakni menciptakan sinergi operasional unit bisnis gas yang ada pada holding BUMN migas.
mencaplok 51 persen saham Pertagas (PTG) dari Pertamina dan tetap mempertahankan kepemilikan 99 persen saham pada anak usaha PTG, Pertagas Niaga. Sementara anak usaha PTG tersisa (Perta Kalimantan Gas, Perta Daya Gas, Perta Samtan Gas dan Perta Arun Gas) akan dinisbatkan kepada Pertamina. Manajemen menyatakan integrasi akan selesai dalam 90 hari setelah perjanjian jual beli saham ditandatangani.
Nilai transaksi 51 persen saham PTG tersebut sekitar Rp16,6 triliun, menyiratkan harga saham senilai Rp32,6 triliun bagi 100 persen nilai saham PTG. memiliki opsi untuk membeli 49 persen saham PTG. Tetapi manajemen perseroan menyatakan bahwa mereka tidak berminat untuk melaksanakan opsi ini dalam jangka pendek karena akan mengalokasikan kas dan sumber dayanya untuk memperkuat integrasi serta mendukung rencana pertumbuhan.
Syarat pembayaran dalam proses negosiasi namun manajemen mengatakan sumber dana transaksi 70 persen utang dan 30 persen dari kas internal. "Kami yakin punya ruang kas yang memadai guna mendanai porsi kas tersebut karena posisi kas mereka pada kuartal pertama 2018 mencapai 1,2 miliar dolar AS," ujar Hasan.
Sinergi
Dampak positif pasca integrasi dengan PTG akan menjadikan jaringan pipa mencapai 9.677 km (vs 7.454 tanpa akuisisi. Distribusi volume gas akan sebanyak 900 mmscfd (vs 792 tanpa akuisisi). Sedangkan kapasitas transmisi akan menjadi 2.627 mmscfd (vs 1.252 tanpa akuisisi).
Perseroan juga menargetkan distribusi akan tumbuh 7 persen dan volume transmisi tumbuh 5 persen per tahun. Sementara jaringan pipa akan naik 575 km (transmisi dan distribusi). Selain itu, perseroan yakin potensi lain sinergi antara PTG dan akan menjadikan harga penjualan terhadap konsumen menjadi selaras (menghindari insentif harga bagi pelanggan terpilih).
Selain itu sinergi tersebut juga akan mengantarkan optimalisasi harga dan penghematan biaya operasional karena dapat menghindari operasional tumpang tindih serta skala ekonomi yang lebih besar.
(Riset Indo Premier Sekuritas)

Year To 31 Dec

2016A

2017A

2018F

2019F

2020F

Revenue (US$Mn)

2,935

2,970

3,127

3,174

3,402

EBITDA (US$Mn)

433

358

371

389

459

EBITDA Growth (%)

(24.3)

(17.3)

3.7

4.9

17.9

Net Profit (US$Mn)

309

143

236

254

306

EPS (US$Cents)

1.3

0.6

1.0

1.0

1.3

EPS Growth (%)

(23.1)

(53.6)

64.8

7.5

20.6

Net Gearing (%)

51.3

43.8

40.7

30.4

20.5

PER (x)

13.8

29.7

18.0

16.7

13.9

PBV (x)

1.3

1.3

1.3

1.2

1.1

Dividend Yield (%)

4.0

3.2

1.7

1.9

2.4

EV/EBITDA (x)

6.1

8.0

7.8

8.2

7.6

 source: , Indo Premier ; Share Price Closing as of 3 July 2018 


Sumber : admin