Pasokan Melesat, Harga Bijih Besi dan Batubara Tahun Ini Diprediksi Anjlok
Monday, January 08, 2018       07:52 WIB

Ipotnews - Australia memperkirakan harga bijih besi tahun ini rata-rata USD51,50 per ton, anjlok 20 persen dari 2017, karena meningkatnya pasokan global dan permintaan moderat dari importir utama China, setelah sektor bajanya merosot.
Tiga perusahaan tambang terbesar di dunia, BHP dan Vale, sangat mengandalkan penjualan bijih besi untuk sebagian besar pendapatan mereka, meski berupaya melakukan diversifikasi lebih banyak ke bahan baku industri lainnya, seperti tembaga, aluminium dan batubara.
Vale yang berbasis di Brasil menargetkan ekspor bijih besi menigkat tujuh persen pada 2018 menjadi 390 juta ton. Di Australia, Rio Tinto dan BHP, bersama Fortescue Metals Group berharap bisa menambahkan sekitar 170 juta ton kapasitas baru selama beberapa tahun ke depan.
Proyeksi penurunan harga itu--dari rata-rata USD64,30 per ton pada 2017--berlanjut sampai 2019, ketika bahan baku pembuatan baja rata-rata hanya USD49 per ton, menurut Departemen Perindustrian, Inovasi dan Ilmu Pengetahuan Australia, demikian laporan  Reuters , di Sydney, Senin (8/1).
"Harga bijih besi diperkirakan mengalami volatilitas yang sedang berlangsung di awal 2018, karena pasar merespons ketidakpastian mengenai dampak pembatasan produksi musim dingin pada permintaan bijih besi," tutur departemen tersebut dalam makalah prospek komoditas terbarunya.
Bijih besi saat ini dijual seharga sekitar USD75 per ton. Harga yang lebih rendah akan mencerminkan kenaikan pasokan dari produsen berbiaya rendah dan permintaan moderat dari China karena industri baja di negara itu memiliki kontrak, kata departemen tersebut.
China dalam proses menutup pabrik baja dan tungku induksi tua serta berpolusi tinggi untuk menekan kelebihan kapasitas di sektor ini.
Oktober lalu, Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa memerangi polusi adalah salah satu tugas utama negara tersebut sampai 2020.
Harga  coking coal --bahan baku utama lainnya dalam pembuatan baja--diperkirakan departemen itu akan melayang lebih rendah selama 18 bulan ke depan dari harga patokan kuartal lalu sebesar USD192 per ton karena kenaikan pasokan melebihi permintaan.
Diperkirakan juga harga batubara termal melemah pada 2018 dan awal 2019, dengan prediksi harga spot Newcastle turun 12 persen menjadi rata-rata USD77 per ton pada 2018, dan enam persen lagi menjadi USD70 di 2019. (ef)

Sumber : Admin