Pentingnya Meminimalkan Biaya-biaya dalam Investasi
Tuesday, February 08, 2022       14:46 WIB

Ada dua cara untuk meningkatkan kinerja investasi yang dapat dilakukan oleh setiap pemodal, yaitu:
  1. Berinvestasi dalam jangka panjang ( long term ), dan
  2. Meminimalkan biaya-biaya investasi.

Mengapa kita dapat memperbaiki kinerja portofolio kita hanya dengan berinvestasi dalam jangka panjang? Jawabannya adalah karena hampir semua Manajer Investasi yang mengelola portofolio wajib menyampaikan laporan kinerja portofolionya setiap kuartal (tiga bulan sekali).
Artinya, para Manajer Investasi hanya akan melakukan investasi pada saham-saham untuk alasan-alasan yang akan membuat harga saham perusahaan itu naik dalam tiga bulan ke depan.
Hal-hal lain, meskipun sangat meyakinkan, tetapi membutuhkan waktu tahunan atau lebih lama, akan luput dari incaran para Manajer Investasi. Coba perhatikan Manajer Investasi reksadana favorit Anda, berapa lamakah ia menerbitkan laporan kinerja berkala kepada para pemodalnya?
Lalu, sebagai pemodal individual, mengapa kita perlu berinvestasi dalam jangka panjang? Jawabannya adalah: untuk horizon investasi tiga bulan, kondisi pasar sangat kacau (hiruk pikuk) karena semua Manajer Investasi akan bersaing keras untuk memberikan kinerja terbaik.
Tetapi untuk horizon investasi lebih lama, misalnya satu tahun, Anda hanya akan menghadapi jauh lebih sedikit persaingan. Untuk horizon investasi tiga atau lima tahun, persaingan makin tidak terasa lagi karena sangat sedikit pemodal yang terlibat.
Tetapi ini adalah nasehat investasi untuk pemodal yang mengelola investasinya sendiri. Lalu apa strategi investasi untuk pemodal yang tidak mengelola sendiri investasinya? Misalnya pemodal yang membeli unit penyertaan reksadana? Jawabannya adalah: minimalkan biaya-biaya investasi Anda.
Mengapa meminimalkan biaya-biaya investasi merupakan strategi yang baik untuk memperbaiki kinerja portofolio Anda? Sebagai pemodal yang berinvestasi pada unit penyertaan reksadana, kita jarang sekali mempersoalkan biaya-biaya yang dikenakan oleh Manajer Investasi reksadana kepada pemegang unitnya. Mengapa demikian? Kita mungkin akan berkata, biaya-biaya itu sudah ditetapkan oleh Manajer Investasi, dan tidak dapat dinegosiasikan.
Misalkan kita membandingkan dua reksadana yang kinerjanya sama sebesar 10% pa  gross  sebelum biaya-biaya. Akan tetapi reksadana A membebankan biaya-biaya sebesar 2% pa ( fee  untuk Manajer Investasi dan Bank Kustodian), sementara reksadana B hanya membebankan biaya-biaya sebesar 1% pa saja.
Anggaplah bahwa seorang pemodal menaruh uang yang sama banyak pada kedua reksadana itu, sebesar Rp.100 juta dan tidak pernah ditarik ( redeem ). Setelah 30 tahun, jumlah dana pada reksadana A adalah Rp906.265.000, dan jumlah dana pada reksadana B adalah Rp.1.226.767.000. Dari contoh ini, terlihat bahwa perbedaan biaya-biaya investasi yang hanya sebesar 1% saja dapat menyebabkan perbedaan imbal hasil sebanyak 320 juta atau 35%.
Tetapi, sialnya, biaya-biaya yang menjadi beban bagi pemegang unit reksadana bukan hanya biaya Manajer Investasi dan biaya Bank Kustodian saja. Apakah Anda tahu biaya-biaya apa saja yang dibebankan Manajer Investasi kepada para pemegang unit penyertaan? Apakah kinerja Manajer Investasi memang benar-benar bagus sehingga layak baginya untuk menerima  fee  sebesar itu? Apakah Anda sudah mempelajari reksadana sejenis lainnya yang menawarkan biaya-biaya lebih murah?
Dalam investasi portofolio, cara yang paling mudah untuk meminimalkan biaya-biaya adalah dengan berinvestasi pada reksadana indeks ( index fund ) yang pasif atau pun pada reksadana bursa atau ETF ( exchange traded fund ) yang pasif (beberapa ETF telah berkembang sedemikian rupa sehingga teknik pengelolaannya tidak lagi pasif, tetapi aktif seperti reksadana konvensional).
Mengapa demikian? Reksadana indeks (atau ETF pasif) bersifat pasif, artinya komposisi portofolio hanya mengikuti komposisi indeks yang menjadi rujukan reksadana. Bedanya hanyalah bahwa reksadana indeks tidak diperdagangkan di bursa, sedangkan ETF (Exchange Traded Fund) diperdagangkan di bursa.
Karena komposisi portofolio hanya mengikuti indeks rujukan, Manajer Investasi tidak perlu menggaji tenaga riset dan tenaga analis efek yang mahal untuk mengelola portofolio (mencari efek-efek yang  mispriced ) sehingga biaya-biaya pengelolaan dana reksadana menjadi minimal. Hal ini terlihat dari besarnya  fee  Manajer Investasi dan  fee  Bank Kustodian ETF yang jauh lebih kecil dibandingkan  fee  serupa pada reksadana konvensional.
Buat pemodal yang berpikir kritis, fee Manajer Investasi reksadana konvensional yang jauh lebih besar daripada fee Manajer Investasi ETF mungkin dianggap wajar, karena sesuai dengan kinerjanya. Tetapi benarkah demikian?
Penelitian yang panjang atas kinerja reksadana di negara-negara maju telah membuktikan bahwa, dalam jangka panjang, setelah kinerja reksadana dikurangkan dengan biaya-biaya investasinya, ternyata tidak dapat mengalahkan kinerja indeks rujukannya.
Jadi, kalau Anda adalah pemodal jangka panjang, reksadana indeks yang pasif, atau reksadana bursa yang pasif, seharusnya menjadi pilihan terbaik untuk meminimalkan biaya-biaya investasi Anda.
 Oleh: Fredy Sumendapp, CFA 

Sumber : IPS

berita terbaru
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:24 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ASSA
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:18 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of PADA
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:12 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of NZIA
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:06 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of MPOW
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:02 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of AISA
Thursday, Mar 28, 2024 - 18:59 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of UVCR
Thursday, Mar 28, 2024 - 18:56 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of TARA
Thursday, Mar 28, 2024 - 18:53 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of STAR
Thursday, Mar 28, 2024 - 18:50 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of TIRT
Thursday, Mar 28, 2024 - 18:47 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of WINS