Pentingnya Mereview Rencana Keuangan Pribadi Secara Berkala
Friday, November 12, 2021       16:08 WIB

Pada artikel sebelumnya kita telah membahas bagaimana menyusun Rencana Aksi (Action Plan) pada Rencana Keuangan Pribadi yang kita buat. Setelah menyusun dan menjalankan Rencana Aksi, maka langkah terakhir dalam menyusun Rencana Keuangan Pribadi adalah melakukan  review  secara berkala rencana keuangan pribadi yang telah kita susun (dan praktekkan).
Tanpa melakukan  review  secara berkala pada rencana keuangan yang telah dibuat, kita tidak akan mengetahui apakah rencana keuangan kita telah berjalan sesuai rencana atau tidak.
Misalnya, apakah arus kas yang masuk tiap bulan selalu cukup untuk menutup biaya-biaya yang muncul pada bulan itu? Lebih tepat lagi, apakah semua pengeluaran kita telah sesuai dengan jumlah yang telah kita anggarkan untuk bulan itu?
Atau apakah pada setiap akhir bulan kita harus menutupi kekurangan uang dan membiayai pengeluaran-pengeluaran dengan memperbesar saldo debet pada kartu kredit? Apakah ada dana yang tersisa pada akhir bulan untuk ditabung atau diinvestasikan?
Jika semua pendapatan bulan itu habis terpakai, dan tidak ada yang tersisa untuk ditabung atau diinvestasikan, maka itu merupakan pertanda bahwa sudah saatnya untuk mengubah kebiasaan belanja Anda.
Alih-alih hanya menabung sebesar jumlah pengeluaran yang tersisa pada akhir bulan itu, berapa pun jumlahnya, sebaiknya biasakan untuk selalu menempatkan target jumlah yang akan ditabung atau diinvestasikan pada urutan paling pertama dari semua biaya-biaya atau pengeluaran pada bulan itu.
Sesungguhnya, perencanaan keuangan pribadi itu mudah, dalam arti tidak ada rumus matematika atau akuntansi yang rumit yang perlu dipelajari lebih dahulu. Perencanaan keuangan pribadi juga bukan hanya milik orang kaya saja.
Pada level pendapatan berapa pun, setiap orang perlu melakukan perencanaan keuangan pribadi. Tujuannya adalah supaya pengeluaran seseorang menjadi terarah sesuai rencana, bukan bersifat impulsif berdasarkan keinginan yang muncul atau tampil di depan mata.
Perencanaan keuangan pribadi biasanya menjadi rumit karena ada berbagai konflik atau pertentangan keinginan tentang bagaimana cara membelanjakan penghasilan.
Ketika jumlah penghasilan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan primer saja (pangan, sandang, dan papan), maka sedikit sekali kemungkinan terjadi pertentangan, karena penghasilan yang ada sudah jelas harus dibelanjakan ke mana.
Jika jumlah penghasilan seseorang telah melebihi jumlah minimum untuk memenuhi kebutuhan primer (pangan, sandang, dan papan), maka orang tersebut sudah memenuhi syarat untuk membuat atau memiliki perencanaan keuangan pribadi.
Bahkan, jika penghasilan orang itu hanya cukup untuk membayar kebutuhan primernya, orang itu seharusnya tetap membuat perencanaan keuangan pribadi. Dengan adanya rencana keuangan pribadi, yang telah disusun dengan baik, orang dapat menghindarkan pengeluaran-pengeluaran yang tidak terencana.
Suatu rencana keuangan pribadi biasanya dikaji ( review ) secara bulanan, karena penghasilan (gaji) juga diterima per bulan. Jadi,  review  dapat disesuaikan dengan anggaran ( budget ) yang mencatat penghasilan dan pengeluaran. Bagi orang yang mendapatkan upah harian, atau seorang wirawasta yang tidak mendapatkan upah tertentu setiap bulan, membuat perencanaan keuangan akan lebih sulit.
Di samping  review  bulanan, rencana keuangan juga perlu di  review  kembali untuk jangka waktu yang lebih panjang, misalnya setiap kuartal (tiga bulan sekali), atau setiap semester (enam bulan sekali). Tujuannya adalah untuk mengetahui 'kesesuaian' antara kenyataan dengan rencana keuangan yang telah kita buat.
Misalnya, jika tujuan ( goals ) dalam rencana keuangan adalah mengumpulkan uang muka untuk pembelian rumah (30% dari harga rumah) selama tiga tahun. Dalam waktu tiga tahun itu, setiap bulan dibuat anggaran tabungan sejumlah lima juta rupiah dan ditempatkan dalam deposito atau reksadana pendapatan tetap.
Maka setiap tiga bulan atau enam bulan sekali kita perlu mereview jumlah dana yang telah terkumpul dalam reksadana, dan membandingkannya dengan jumlah dana yang seharusnya terkumpul menurut rencana keuangan yang telah kita susun.
 Review  berkala ini juga perlu dilakukan, tidak hanya apabila ada kejadian-kejadian 'besar' saja, seperti misalnya menikah atau kelahiran anggota keluarga baru.
Ada kejadian-kejadian tertentu yang tidak bisa kita prediksi terlebih dahulu, misalnya meninggalnya anggota keluarga, atau kejadian kecelakaan yang parah sehingga diri kita harus dirawat di rumah sakit, atau mobil milik kita rusak parah dan harus diganti.
Review berkala juga perlu dilakukan apabila terjadi kejadian-kejadian 'penting' seperti misalnya pindah kerja, promosi jabatan, atau pun sebaliknya, pemutusan hubungan kerja (PHK). Review berkala juga sebaiknya dilakukan apabila ada kejadian penting yang mempengaruhi posisi keuangan kita.
Misalnya, membeli mobil baru, perubahan suku pinjaman bank yang drastis (terutama jika kita mempunyai pinjaman KPR yang berbunga mengambang), atau perubahan pada imbal hasil reksadana (dimana nasabah melakukan investasi), dan lain-lain.   
 Oleh: Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS