Perjanjian Transaksi Perdagangan Tanpa Dolar AS antara Indonesia-China Bantu Jaga Stabilitas Kurs Rupiah
Saturday, September 25, 2021       14:10 WIB

Ipotnews - Kerjasama transaksi perdagangan tanpa menggunakan dolar Amerika Serikat (AS) atau  local currency settlement  (LCS) antara Indonesia dengan China yang mulai dilaksanakan awal September memiliki dampak positif yang langsung dirasakan pasar uang Indonesia.
"(Kerjasama Ini) mengurangi ketergantungan kepada dolar AS. Terbukti dolar AS langsung mengalami pelemahan. Ini artinya dampak signifikan," kata Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam Webinar Menghitung Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2021, Jumat sore (24/9).
Ibrahim menegaskan langkah Bank Indonesia (BI) tersebut akan berpengaruh bagi stabilitas nilai tukar rupiah, karena secara signifikan, mengurangi kebutuhan banyak pihak terhadap dolar AS.
"Dengan 30 persen saja (transaksi) dengan mata uang nilai lokal, tentu sudah sangat menarik. Kebutuhan dolar AS berkurang," jelas dia.
Apalagi menurut Ibrahim, kebijakan ini tak hanya dilakukan dengan China tetapi juga dengan beberapa negara lain. "Secara jangka panjang ini akan membantu menjaga stabilitas kurs rupiah ke depan," ujar Ibrahim.
Menurut catatan BI, hingga 20 September 2021, nilai tukar rupiah sudah menguat sebesar 0,94%. Salah satu penyebabnya, ungkap BI, karena terjaganya pasokan valas domestik dan langkah-langkah stabilisasi BI.
Walau demikian, data sepanjang tahun berjalan menunjukkan kurs rupiah masih melemah terhadap dolar AS. Per 23 September 2021, kurs rupiah ditutup pada level Rp14.243 per dolar AS. Posisi tersebut melemah 1,37% dibanding penutupan 30 Desember 2020 di level Rp14.050 per dolar AS. (Adhitya)

Sumber : admin