Perpanjangan GSP, Misi Pertama Dubes Lutfi di Washington DC
Saturday, September 19, 2020       17:41 WIB

Ipotnews - Pemerintah Indonesia akan terus berupaya agar kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS) berupa persetujuan fasilitas pembebasan tarif bea masuk (generalized system of preference/GSP) diperpanjang. Lobi-lobi terus dilakukan pemerintah Indonesia melalui Duta Besarnya di AS.
Sebagai langkah awal di masa kerjanya, Duta Besar Republik Indonesia untuk AS, M. Lutfi, bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih beberapa waktu lalu. Kedatangan Dubes M. Lutfi ke Gedung Putih adalah untuk menyerahkan surat-surat kepercayaan kepada Presiden Trump, yang sekaligus akan memulai masa tugasnya sebagai dubes RI untuk AS.
Dalam mengembang tugas sebagai perwakilan Pemerintah Indonesia di AS, Lutfi memiliki program prioritas, yaitu memastikan bahwa AS memperpanjang kebijakan GSP ke Indonesia. Selain itu, akan dilakukan pembicaraan untuk negosiasi terkait perjanjian dagang bebas terbatas atau limited trade deal dengan AS.
"Saya akan mendorong dan memastikan bahwa persetujuan GSP diperpanjang. Lalu, memulai pembicaraan negosiasi daripada limited trade deal, yaitu barang-barang di AS yang pajaknya kurang dari 5 persen bisa di nol persenkan tanpa melalui kongres. Kita memulai negosiasi itu segera, itu prioritas," ujar Lutfi dalam keterangannya, Sabtu (19/9).
Seperti diketahui, Indonesia berada di urutan ketiga negara yang banyak memanfaatkan fasilitas GSP AS. Sekitar 14,9 perse ekspor Indonesia ke AS memanfaatkan fasilitas tersebut. Saat ini, Indonesia tengah menunggu hasil review yang dilakukan pemerintah AS melalui United States Representiative ( USTR ) terkait pemberian fasilitas GSP.
Mantan Menteri Perdagangan dan juga mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM ) ini akan memastikan diplomasi ekonomi dengan Negara Paman Sam akan terus diperkuat. Seiring era baru perdagangan internasional, pihaknya menyadari bahwa bila ingin menjual barang atau produk ke pasar AS, maka Indonesia juga mesti membeli produk AS.
"Saya juga ingin memastikan produk-produk AS bisa berkompetisi di pasar Indonesia. Karena pasar kita besar dan prospektif, saya akan memastikan bahwa AS mengetahui bahwa Indonesia selalu memperbaiki iklim investasi," ungkapnya.
Lebih lanjut, Lutfi bertekad untuk memastikan bahwa investor-investor AS mengetahui dengan baik perbaikan iklim investasi di Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi dari perusahaan-perusahaan asal negara Adidaya tersebut.
Minat investor AS untuk menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi telah tercermin dari langkah Kimberly-Clark Corporation, pionir produk konsumen global yang bermarkas di Texas, AS. Kimberly mengumumkan akan mengakuisisi Softex Indonesia dengan nilai transaksi tunai USD1,2 miliar, dari sekelompok pemegang saham termasuk CVC Capital Partners Asia Pacific IV.
"Pada akhir era-70an mereka salah satu perusahaan pertama yang investasi besar di Indonesia. Sekarang mereka sudah mulai lagi. Dengan modalitas baru, dengan membuka pasar kita ternyata banyak investasi masuk. Mudah-mudahan mereka membuka pasar baru sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi," papar Lutfi. (Marjudin)

Sumber : admin