Pilihan Akhir Pekan: ETF IDX30 Pasif dan Overweignt Saham Perbankan
Friday, June 11, 2021       10:05 WIB

Ipotnews - ETF indeks IDX30 yang dikelola secara pasif serta yang memiliki porsi besar (overweight) di saham perbankan menjadi rekomendasi pilihan di pasar pada perdagangan akhir pekan ini, (Jumat (11/6).
"Walaupun angka positif Covid-19 di Jakarta meningkat, kami masih melihat proses vaksinasi menjadi perhatian investor domestik. Vaksinasi Gotong Royong yang telah berjalan menjadi fokus dan arah pemulihan ekonomi di Indonesia. Kami masih melihat pilihan broadbased ETF sebagai pilihan untuk meminimalisir volatilitas pasar. Adapun ETF yang dapat menjadi pilihan adalah ETF IDX30 seperti /XIID, yang dikelola secara pasif, dan juga ETF yang memiliki porsi besar (>50%) di sektor perbankan seperti SriKehati dan Pefindo i-Grade ," papar ETF Desk Indo Premier Sekuritas dalam ETF Morning Notes-nya.
Wall Street kompak menguat dipicu oleh optimisme investor akan lonjakan inflasi di Mei hanya sementara dan minimnya rencana pelonggara kebijaka moneter The Fed akan dilakukan dalam waktu dekat. Angka inflasi Mei-21 berada di 5% diatas konsensus 4.7%. Data ketenagakerjaan juga tercatat positif dimana klaim pengangguran mingguan di Amerika di 376,000 lebih baik dibandingkan prediksi konsensus. Harga komoditas mayoritas menguat.
"Domestik, walaupun kekhawatiran naiknya kasus positif Covid-19, namun akan tibanya 1mn dosis vaksin Sinopharm untuk program gotong royong memberi optimisme pemulihan ekonomi di Indonesia."
Consumer Discretionary: Pertumbuhan belanja kebutuhan pokok secara daring tumbuh pesat walaupun penetrasi yang minimal hanya 0.3% di Indonesia. Belajar dari kondisi diluar, pengiriman yang cepat menjadi alasan untuk meningkatnya pangsa pasar. Potensi untuk sektor ritel modern dan retailer secara umum.
Tax: Pemerintah berencana memperluas objek pajak PPN dimana sektor jasa masuk dalam target mulai dari pendidikan, kesehatan, sosial sampai keuangan akan terkena PPN.
Economic: Minggu depan pengumuman neraca dagang diprediksi surplus USD1bn, menegaskan tahun ini neraca eksternal berada di level aman. Sementara suku bunga acuan BI diprediksi flat karena inflasi rendah dan rupiah yang masih terakomodir.
: Bagikan dividen Rp512bn dengan yield 1.47% atau Rp36/saham.
Insurance: Membutuhkan dana sebesar Rp15.6tn agar Rasio Solvabilitas (RBC) mencapai 120% sesuai ketentuan OJK. Asabri masih mencatatkan kerugian sebesar Rp11.78tn selama 3 tahun di periode 2018-2020.

Sumber : admin