Posisi Short Mata Uang Asia Merayap Naik karena Prospek Tapering The Fed: Jajak Pendapat Reuters
Thursday, September 23, 2021       16:09 WIB

Ipotnews - Hasil jajak pendapat Reuters menunjukkan, penilaian  bearish  pada sebagian besar mata uang Asia sedikit meningkat setelah rapat kebijakan Federal Reserve AS yang mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga tahun depan. Penilaian  bullish  terhadap yuan berbalik arah.
Rapat kebijakan September The Fed membiarkan suku bunga utama tidak berubah dan tidak mengumumkan dimulainya pengurangan pembelian aset, seperti yang diekspektasikan. Namun demikian Ketua Jerome Powell mengataka bahwa para anggota FOMC percaya bahwa terbuka kemungkinan tapering  bisa berakhir pada pertengahan tahun depan, untuk kemungkinan dilanjutkan dengan kenaikan suku bunga.
Sikap The Fed mendorong kenaikan dolar AS ke level tertinggi dalam sebulan pada sesi perdagangan Kamis ini. Di pihak lain, sebagian besar mata uang Asia cenderung bergerak mendatar.
Jajak pendapat terhadap 11 responden menunjukkan, posisi yuan yang sedikit  bullish  sejak dua minggu lalu berbalik arah, di tengah kekhawatiran gagal bayar pengembang properti China Evergrande - penerbit  junk bond  terbesar di Asia dan komponen utama ekonomi China.
Kerugian dalam yuan, bagaimanapun, dibatasi setelah raksasa properti dengan banyak berhutang itu mengatakan akan melakukan pembayaran kupon obligasi pada Kamis ini. Kabar tersebut , mengurangi beberapa kekhawatiran kemungkinan  default .
Posisi  short  won Korea Selatan naik ke level tertinggi sejak Maret tahun lalu, sementara posisi  bearish  naik signifikan pada baht Thailand dan peso Filipina.
Sementara itu, posisi  long  rupiah Indonesia menguat, semenjak Bank Indonesia membiarkan kebijakan suku bunga tetap stabil awal pekan ini. BI kuga mempertahankan kisaran target pertumbuhan 2021 tidak berubah.
Survei Reuters difokuskan pada apa yang diyakini para analis sebagai posisi pasar saat ini dalam sembilan mata uang pasar berkembang Asia: yuan Tiongkok, won Korea Selatan, dolar Singapura, rupiah Indonesia, dolar Taiwan, rupee India, peso Filipina, ringgit Malaysia, dan baht Thailand.
Survei Reuters difokuskan pada apa yang diyakini para analis sebagai posisi pasar saat ini dari sembilan mata uang  emerging market  Asia; yuan Tiongkok, won Korea Selatan, dolar Singapura, rupiah Indonesia, dolar Taiwan, rupee India, peso Filipina, ringgit Malaysia, dan baht Thailand.

Sumber : Admin