Potensi Kenaikan Harga Terbatas, Rating LSIP Turun Jadi Hold
Thursday, August 01, 2019       17:30 WIB

Ipotnews - Rugi bersih PT PP London Sumatera Tbk () pada kuartal kedua tahun ini (2Q19) sebesar Rp28 miliar dibanding laba bersih Rp39 miliar yang berhasil dicapai pada 1Q19. Sedangkan pada periode 2Q18 membukukan laba Rp109 miliar.
Alhasil hingga semester pertama 2019 (1H19), membukukan laba bersih Rp10 miliar, yang berarti melemah 95 persen secara tahunan (YoY). Kinerja laba bersih semesteran ini terutama akibat harga jual rata-rata (ASP) yang tertekan.
ASP produk CPO turun 16 persen (YoY). Sementara ASP produk Kernel auturun 46 persen (YoY) di periode 1H19.
juga membukukan rugi usaha Rp51 miliar pada 2Q (vs laba usaha Rp38 miliar pada 1Q19 dan Rp109 miliar pada 2Q18. Hal ini mengantarkan rugi usaha Rp13 miliar kumulatif pada 1H19, turun dari laba usaha Rp236 miliar di 1H18. Sementara pendapatan yang dibukukan Rp1,6 triliun pada 1H19 atau turun 9,5 persen (YoY).
Estimasi Volume
Volume penjualan CPO di periode 1H19 sebanyak 186.000 ton atau naik 9 persen (YoY). Volume ini relatif sesuai dengan estimasi.
Walaupun volume sesuai perkiraan, membukukan earning negatif karena berada pada harga di bawah acuan sebesar MYR 1.980 per ton. Pada 1H19 rata-rata harga sebesar MYR 1.990 per ton. Sebagai catatan bahwa harga CPO untuk kontrak pengiriman 3 bulan telah rebound ke level saat sebesar MYR 2.070 per ton.
Proyeksi Harga
Analis PT Indo Premier Sekuritas, Frederick Daniel Tanggela mempertahankan penilaian positif jangka panjang sektor sawit.
Namun dengan memangkas proyeksi harga CPO menjadi MYR 2.050 per ton pada 2019 dari sebelumnya MYR 2.400 per ton. Lalu pada 2020 harga diperkirakan sebesar MYR 2.400 per ton dari estimasi sebelumnya MYR 2.700 per ton. Sementara dalam jangka panjang harga CPO diperkirakan sebesar MYR 2.800 per ton.
Rekomendasi
Laba diperkirakan turun 76 persen pada proyeksi tahun 2019 dan 45 persen pada 2020. Target price ditetapkan Rp1.100 atau turun dibandingkan dengan sebelumnya Rp1.300 per saham.
Potensi kenaikan terbatas terhadap target price baru tersebut mengantarkan penurunan rating menjadi Hold dari sebelumnya Buy.
(Riset Indo Premier Sekuritas/mk)

Year To 31 Dec

2017A

2018A

2019F

2020F

2021F

Revenue(RpBn)

4,738

4,020

4,129

4,831

5,894

EBITDA(RpBn)

1,398

820

478

1,013

1,721

EBITDA Growth (%)

19.1

(41.4)

(41.7)

112.2

69.8

Net Profit(RpBn)

789

347

103

505

1,051

EPS (Rp)

116

51

15

74

154

EPS Growth (%)

32.8

(56.0)

(70.3)

390.3

108.2

Net Gearing (%)

(20.1)

(20.0)

(16.9)

(19.8)

(25.3)

PER (x)

9.2

20.8

70.3

14.3

6.9

PBV (x)

0.9

0.9

0.9

0.8

0.8

Dividend Yield (%)

3.3

4.2

1.8

0.9

4.2

EV/EBITDA (x)

4.0

6.8

12.2

5.4

2.8

 Source: , IndoPremier   ; Share Price Closing as of : 31 Jul 2019 


Sumber : admin