Proposal Batasan Harga Oil Rusia Redakan Ketakutan Pasokan, Minyak Relatif Stabil
Friday, November 25, 2022       05:28 WIB

Ipotnews - Minyak relatif stabil, Kamis, melayang di dekat level terendah dua bulan, ketika level pembatasan G7 yang diusulkan terhadap harga minyak Rusia menimbulkan keraguan tentang seberapa besar hal itu akan membatasi pasokan.
Kenaikan yang lebih besar dari perkiraan dalam stok bensin Amerika serta melebarnya kontrol Covid-19 di China juga menambah tekanan pada harga minyak mentah.
Minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Januari, patokan internasional, ditutup turun tipis tujuh sena tau 0,08% menjadi USD85,34 per barel, demikian laporan  Reuters,  di London, Kamis (24/11) atau Jumat (25/11) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), naik dua sen, menjadi USD77,96 per barel pada pukul 03.15 WIB.
Volume perdagangan relatif tipis karena liburan Thanksgiving di Amerika Serikat.
Kedua tolok ukur itu anjlok lebih dari 3% pada penutupan Rabu, didorong berita pembatasan harga yang direncanakan terhadap minyak Rusia bisa berada di atas tingkat pasar saat ini.
Negara-negara Uni Eropa terpecah dalam menentukan tingkat Batasan harga minyak Rusia guna mengekang kemampuan Moskow untuk membiayai perangnya di Ukraina tanpa menyebabkan guncangan pasokan minyak global.
Kelompok negara G7 mempertimbangkan batasan harga minyak Rusia di USD65-70 per barel, tutur pejabat Eropa, meski negara-negara Uni Eropa belum menyetujui harga.
Pembatasan harga yang lebih tinggi dapat membuatnya menarik bagi Rusia untuk terus menjual minyaknya, mengurangi risiko kekurangan pasokan di pasar minyak global.
Sejumlah penyulingan India membayar setara dengan diskon sekitar USD25-35 per barel untuk Brent atas minyak mentah Ural Rusia, kata narasumber. Ural adalah minyak mentah ekspor utama Rusia.
"Pembatasan harga Rusia adalah katalis lain yang berfungsi untuk mendorong harga lebih rendah selama beberapa hari terakhir," kata Bart Melek, analis TD Securities, menambahkan bahwa dia cukup  bullish  dalam minyak meski ada sejumlah hambatan.
Harga minyak juga berada di bawah tekanan setelah Badan Informasi Energi (EIA), Rabu, mengatakan stok bensin dan distilat Amerika meningkat secara substansial pekan lalu.
Tetapi persediaan minyak turun 3,7 juta barel menjadi 431,7 juta barel dalam seminggu hingga 18 November, dibandingkan ekspektasi untuk penyusutan 1,1 juta barel dalam jajak pendapat  Reuters. 
Rabu, China melaporkan jumlah kasus Covid-19 harian tertinggi sejak awal pandemi hampir tiga tahun lalu. Otoritas setempat memperketat kontrol untuk menghambat wabah tersebut, menambah kekhawatiran investor atas ekonomi dan permintaan bahan bakar. (ef)

Sumber : Admin