Prospek Mobil Listrik China Cerah, Saham INCO Layak Beli di Target Harga Rp4.500
Friday, March 16, 2018       15:08 WIB

Ipotnews - Meski produksi dan penjualan mobil di China menurun tajam pada Februari, prospek mobil listrik tetap dinilai cerah. Alhasil, kebutuhan nikel untuk batere diperkirakan tetap tinggi, sehingga saham perusahaan tambang dan smelter nikel seperti PT Vale Indonesia Tbk () tetap layak beli (buy).
"Pertumbuhan tinggi pada sektor mobil listrik membuat kami tetap bullish pada harga nikel dalam jangka panjang. Kami mempertahankan rating but untuk saham di target harga Rp4.500," papar Tim Analis Indo Premier Securities dalam rilisnya, Jumat (16//).
Baca juga: Harga Nikel Makin Mencorong, Saham INCO Berpotensi Naik 36 Persen
Sebelumnya, menurut berita laman seekingalpha.com, Kamis (15/3), produksi dan penjualan mobil di China anjlok masing-masing 20,8 persen dan 11 persen (yoy) pada Februari lalu. Namun, sebaliknya produksi dan penjualan mobil listrik melocat masing-masing 119 persen dan 95 persen (yoy) menjadi 34.000 unit dan 39.000 unit (yoy).
Hal itu merupakan kabar bagus bagi nikel, kobal, dan mangan (NCM), seiring peralihan yang dilakukan manufaktur China ke teknologi batere NCM (katoda) . Pabrik batere China menaikkan kapasitas hingga tiga kali lipat dari 19,5 GWh pada 2016 menjadi 63,4 GWh pada 2017, pada saat yang sama kapasitas NCM tumbuh lebih dari 500 persen.
"Kami perkirakan batere mobil listrik 60 KWh (NCM) yang tipikal China akan mengonsumsi sekitar 45 kilogram nikel per batere, tergantung pada tipe teknologi NCM yang digunakan," tutur Tim Analis.
Porsi konsumsi nikel global untuk batere mobil listrik tetap relatif rendah (di bawah 10 persen), tetapi dengan pertumbuhan yang cepat di sektor mobil energi terbarukan, Tim Analis mengaku bullish terhadap harga nikel dalam jangka panjang.

Sumber : admin